MONITOR, Jakarta – Pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) rute Kelapa Gading-Velodrome Rawamangun dinilai gagal. Pasalnya, infrastruktur tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan saat perhelatan Asian Games 2018.
Kalangan wakil rakyat Jakarta pun sepakat agar aparat penegak hukum dalam hal ini pihak kepolisian, kejaksaan ataupun Komisi Pemberantasan Komisi (KPK) untuk menyelidiki proyek tersebut.
“Ini uang rakyat loh yang dipake untuk pembangunan LRT. Anggaran yang digunankan nilainya pun cukup fantastis yakni mencapai Rp 6 Triliun untuk jarak 5,8 Kilometer,” ungkap Ketua Fraksi Partai Gerindra Jakarta Abdul Ghoni kepada MONITOR.
Selain pengoperasiannya yang molor, Ghoni pun meminta aparat hukum ikut menyelidiki anggaran yang fantastis dalam pembangunan LRT.
“Aparat penegak hukum harus turun, periksa proyek itu untuk memperjelas ada apa sebenarnya di balik pembangunan track yang mahal, dan waktu penyelesaian proyek yang molor,” pintanya.
Tak hanya itu, Ghoni melihat proyek LRT akan menjadi proyek yang mubazir karena selain rute yang terlalu pendek. Selain itu, rute yang dilalui dinilai bukan kawasan strategis yang berpotensi mendatangkan banyak penumpang.
“Proyek ini semula digagas untuk menunjang mobilitas para atlet yang bertanding di Asian Games XVIII dan ditargetkan rampung dibangun sebelum Asian Games dibuka pada 18 Agustus, tapi sampai sekarang pembangunannya belum 100%, sementara Asian Games sudah berlangsung dan akan berakhir 2 September mendatang. Kalau Asian Games nanti selesai dan Velodrome sepi, penumpang LRT juga pasti sepi,” pungkasnya.