MONITOR, Ciputat – Pengurus Besar Gerakan Santri Nusantara (PB GSN) menyayangkan prihal terjadinya peristiwa tawuran pelajar yang terjadi di depan taman tekno Jalan Raya Puspitek, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Selasa petang (31/7/2018).
Ketua Umum PB GSN, Ahmad Utomo mengatakan, tawuran remaja usia pelajar tersebut meski terjadi diluar jam sekolah menjadi bukti kelalaian dan pengawasan pihak sekolah.
“Pelajar yang merupakan generasi milenial abad ini, ternyata masih bisa melakukan tindakan-tindakan arogan, ini amat kita sayangkan,” katanya.
Pria yang akrab disapa Bung Tomo tersebut merasa geram dengan ulah para pelajar yang sampai saat ini selalu mendahulukan penyelesaian masalah dengan jalan kekerasan.
Bung Tomo yang juga merupakan Calon Anggota Legislatif DPRD Kota Tangsel dari PKB tersebut berharap peristiwa tragis itu menjadi pelajaran berharga sekaligus evaluasi bagi pihak sekolah.
“Sebagai efek jera dan peningkatan pengawasan bila perlu harus ada sangsi kepada sekolah-sekolah yang tidak bisa mengatasi permasalah tawuran siswanya ini,” tegasnya.
Lebih lanjut, Alumni UIN Syarif Hidayatullah itu menghimbau agar masyarakat Tangerang Selatan menitipkan anak-anaknya di pesantren-pesantren karena selama ini terbukti berhasil dalam mewujudkan Anak didik yang memiliki Akhlakul Karimah, toleran, ramah, dan memilik rasa tanggung jawab.
“Sudah ribuan pondok pesantren membuka sekolah, dan tidak kalah kualitasnya dengan sekolah2 lainnya. Bahkan sudah jutaan tokoh lahir dari rahim pesantren. Saya kira ini bisa menjadi catatan penting keberhasilan pendidikan pesantren,” tandasnya.
“Gerakan ayo mondok harus di galakkan lagi, Tangerang Selatan merupakan wilayah yang strategis dalam hal pendidikan, terlihat banyaknya sekolah-sekolah dan Universitas berada di wilayah ini, bahkan pesantren-pesantren juga cukup menjamur di Tangerang Selatan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, sekitar pukul 16.00 tadi, dua kelompok pelajar dari SMK Sasmita Jaya Pamulang dengan SMK Bhipuri terlibat tawuran, selain saling melempar batu, mereka juga membawa beragam jenis senjata tajam, Clurit, Mandau, bambu, rantai, samurai, batu, dll.
Seorang pelajar menjadi korban tawuran dilarikan ke rumah sakit (RS) karena mengalami luka berat dibagian kepala akibat senjata tajam jenis klewang yang tertancap. Pelajar tersebut saat ini tengah mengalami kritis di ruang Instalasi Gawat Darurat RS Hermina, Serpong, Selasa (31/7/2018).
Korban bernama Ahmad Fauzan (18 th) diketahui merupakan siswa kelas 3 SMK Sasmita Pamulang. Pihak keluarga sangat kaget mendengar kabar Fauzan yang tinggal bersama orangtuanya di wilayah Pedurenan, Gunung Sindur, Bogor itu.