MONITOR, Jakarta – Pro kontra penjualan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) oleh swasta yakni Blibli.com mulai bermunculan. Misalnya KONI Jakarta, yang menyatakan setuju jika pengelolaan Istora Senayan diswastanisasikan.
“Setahu saya Gedung Istora sama Stadion Gelora Bung Karno (GBK) itu beda. Istora itu arena bulutangkis sedangkan GBK itu Stadion Bola dan Atletik. Dan yang di swastanisasikan itu Istora Senayan bukan GBK,” ungkap Sekertaris KONI Jakarta Didi O Affandi kepada MONITOR, Jumat (11/5).
Dijelaskan Didi, pengelolaan GBK sekarang di bawah Sekretariat Negara (Sekneg). Padahal idealnya, pengelokaan GBK itu sambung Didi dikelola oleh Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora).
“Kalau pengelolaan GBK ini bisa dilimpahkan ke Kemenpora, semua cabang olah raga (cabor) tidak harus menyewa seperti sekarang ini. Karena biaya perawatan lapangan dan semuanya bisa diambil dari APBN atau di CSR kan dengan lahan komersil seperti dengan Plaza Senayan, Senayan City, FX, Mulia Hotel, Fairmont Hotel dan banyak lagi,” tutur Didi.
Oleh karenanya, Didi yang merupakan pengurus panahan DKI Jakarta ini mengatakan, bahwa pihaknya menilai bahwa kerjasama Istora Senayan dengan Blibli akan berdampak positif.
“Saya kira bagus dan saya setuju sekali Blibli bisa masuk ke Istora Senayan, karena ini bisa jadi daya rangsang sponsor sponsor lain untuk membiayai sarana olah raga,” pungkasnya.