MONITOR, Jakarta – Inspektur Jenderal Kementerian Agama Khairunas menyerahkan bantuan untuk korban bencana di Sumatera Barat, didampingi Tim Kemenag Peduli, sebagai wujud kehadiran negara dan solidaritas Kementerian Agama kepada ASN serta masyarakat terdampak.
Padang (Kemenag) — Kementerian Agama menyerahkan bantuan bagi korban bencana alam di Sumatra Barat. Bantuan diserahkan oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag Khairunas kepada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatra Barat dan UIN Imam Bonjol Padang.
Irjen Kemenag Khairunas menjelaskan bahwa penyaluran bantuan ke Sumatra Barat ini sebagai wujud kehadiran negara dan solidaritas ASN Kementerian Agama terhadap warga terdampak banjir. Sebelumnya, bantuan juga sudah disampaikan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar di Aceh dan Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i di Sumatra Utara.
“Atas penugasan langsung Menteri Agama, saya hadir di Sumatera Barat untuk menyerahkan bantuan sekaligus memastikan negara hadir bagi ASN dan masyarakat terdampak,” jelas Irjen di Padang, Selasa (30/12/2025).
Ia menegaskan bahwa bantuan ini merupakan wujud empati, keikhlasan, dan ketulusan jajaran Kementerian Agama kepada masyarakat, lembaga keagamaan, serta ASN yang terdampak bencana. Menteri Agama, menurutnya, juga menitipkan duka mendalam dan doa bagi seluruh korban.
“Menteri Agama dan jajaran tidak pernah melewatkan setiap kesempatan untuk mendoakan saudara-saudara kita yang terdampak agar diberi kekuatan dan ketabahan. Doa tersebut menjadi bagian dari ikhtiar spiritual Kementerian Agama dalam mendampingi proses pemulihan pascabencana,” ujarnya.
Selain itu, Irjen Khairunas juga menyerahkan bantuan langsung kepada Pondok Pesantren Harakatul Qur’an dan Pondok Pesantren MTI Batang Kabung, masing-masing sebesar Rp100 juta.
Bantuan tersebut disalurkan untuk mendukung pemulihan layanan pendidikan dan keagamaan, sekaligus membantu ASN Kementerian Agama yang terdampak langsung akibat bencana, termasuk guru madrasah, penyuluh agama, ASN di Kantor Urusan Agama (KUA), perguruan tinggi keagamaan, serta mahasiswa.
Irjen Khairunas menegaskan bahwa penanganan bencana tidak boleh berhenti pada empati, tetapi harus diwujudkan melalui langkah nyata dan terukur. Negara memiliki kewajiban memastikan keselamatan ASN serta keberlangsungan layanan publik pascabencana.
“Dalam situasi bencana, yang paling utama adalah keselamatan manusia dan keberlanjutan pelayanan. ASN Kementerian Agama tidak boleh dibiarkan menghadapi musibah sendirian,” tegasnya.
Secara keseluruhan, bantuan pemerintah melalui APBN yang disalurkan untuk penanganan dampak bencana di Sumatera Barat mencapai Rp8,16 miliar. Bantuan tersebut diarahkan untuk rehabilitasi serta pemulihan sarana dan prasarana layanan keagamaan dan pendidikan.
Selain itu, Kemenag juga menyalurkan bantuan melalui program Kemenag Peduli dengan total nilai Rp2,065 miliar. Bantuan tersebut meliputi transfer langsung sebesar Rp400 juta, pengurangan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang senilai Rp1 miliar, pembersihan ruang belajar terdampak bencana sebesar Rp500 juta, serta bantuan bagi 33 ASN terdampak masing-masing Rp5 juta, dengan total Rp165 juta.
Dengan demikian, total keseluruhan bantuan Kementerian Agama untuk penanganan dampak bencana di Sumatera Barat mencapai Rp10,225 miliar.
Irjen Kemenag menekankan bahwa kepedulian Kementerian Agama tidak hanya diwujudkan melalui bantuan material, tetapi juga melalui ikhtiar jangka panjang menjaga keseimbangan alam melalui penguatan ekoteologi. “Jika kita bersahabat dengan alam, menjaga sungai, menanam pohon, dan merawat lingkungan, insya Allah alam pun akan bersahabat dengan manusia,” ungkapnya.
“Duka umat adalah duka Kementerian Agama. Karena itu, negara harus hadir, tidak hanya dalam bentuk doa, tetapi juga tindakan nyata dan berkelanjutan,” pungkasnya.