MONITOR, Jakarta – Menteri Agama Nasaruddin Umar menginstruksikan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama untuk proaktif turun ke lapangan mendampingi masyarakat dalam proses pemulihan pascabanjir di sejumlah wilayah Aceh dan Sumatra. Ia menegaskan, kehadiran negara melalui Kemenag tidak boleh setengah-setengah dan harus dijalankan dengan penuh amanah.
“Tidak mungkin dalam kondisi seperti ini kita main-main dan tidak amanah. Kita harus kompak dan bersatu. Hadirlah untuk masyarakat,” tegas Menag saat memberikan arahan kepada jajaran ASN Kementerian Agama di Kantor Kemenag Bireun, Jumat (19/12/2025).
Menag menilai, dampak banjir yang melanda wilayah Sumatra, khususnya Aceh, tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Menurutnya, pemulihan membutuhkan waktu panjang dan pendampingan berkelanjutan, bukan hanya bantuan sesaat.
“Ini tidak mungkin diselesaikan dalam waktu singkat. Dampaknya besar dan membutuhkan pemulihan paling tidak satu tahun,” ujarnya.
Menag menegaskan bahwa masyarakat tidak hanya membutuhkan bantuan materi, tetapi juga dukungan non-materi. Banyak warga yang kehilangan anggota keluarga, mengalami trauma, dan membutuhkan pendampingan psikologis serta spiritual.
“Aceh tidak hanya membutuhkan bantuan materi. Ada yang kehilangan keluarga, harta benda, ada luka batin yang harus disembuhkan. Di sinilah Kementerian Agama harus hadir,” katanya.
Menurut Menag, kehadiran ASN Kementerian Agama di tengah masyarakat sangat penting untuk memberikan dukungan moral, spiritual, dan sosial secara berkelanjutan agar proses pemulihan pascabanjir di Sumatra dapat berjalan lebih optimal dan manusiawi.
“Warga kita membutuhkan pendampingan. Jangan hanya satu bulan, tetapi berkelanjutan. Inilah peran Kementerian Agama,” pungkas Menag.
Ia juga meminta agar komunikasi dengan masyarakat terus dijaga dan diperkuat. Menag menginstruksikan jajarannya untuk segera merespons kebutuhan keagamaan warga terdampak, termasuk pemenuhan sarana ibadah.
“Kalau mereka membutuhkan Al-Qur’an, segera penuhi. Jangan menunggu. Komunikasi harus terus dilakukan,” pesan Menag.
Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa fungsi Kementerian Agama dalam penanganan bencana tidak hanya terbatas pada distribusi bantuan, tetapi juga pada penyadaran dan pembinaan masyarakat. Ia mengajak para tokoh agama lintas iman untuk ikut terlibat aktif dalam proses pemulihan sosial dan ekologis.
“Kita boleh mencari nafkah di atas bumi, tetapi jangan sampai merusak bumi. Saya mengajak para kiai, ustaz, pastor, pendeta, dan seluruh pemuka agama untuk bersama-sama melakukan penyadaran kepada masyarakat,” pesan Menag.
“Kita juga harus senantiasa ada mendampingi masyarakat agar mereka bisa lebih sabar menghadapi kehidupan ke depan. Jadi ada dua hal yang harus kita lakukan, penyadaran dan penyebaran,” tandasnya.