Selasa, 2 Desember, 2025

Menag Tegaskan Arah Baru Penguatan Pesantren Nasional

MONITOR, Jakarta – Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan arah baru kebijakan penguatan pesantren secara nasional, mencakup peningkatan infrastruktur, kesehatan lingkungan, penguatan kurikulum kitab kuning, hingga pengembangan SDM. Penegasan tersebut disampaikan Menag saat melakukan safari pesantren di Pulau Madura.

Menag menegaskan kembali bahwa pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren menjadi langkah strategis pemerintah untuk memastikan seluruh pesantren—besar maupun kecil—mendapat perhatian yang lebih merata. Menurutnya, kebijakan ini akan mempercepat modernisasi layanan pendidikan tanpa menghilangkan karakter khas pesantren.

“Dengan adanya dirjen khusus, kita ingin memastikan pesantren mendapatkan dukungan optimal terkait infrastruktur, kurikulum, kesehatan lingkungan, dan pengembangan SDM,”jelas Menag Nasaruddin Umar di Pulau Madura, Sabtu (29/11/2025).

Safari Menag di Pulau Madura dimulai dengan ziarah ke makam KH. Makki Syarbini, pendiri Pesantren As-Shomadiyah Bangkalan. Di lokasi, Menag menekankan pentingnya menjaga estafet keilmuan yang telah dibangun para ulama.

- Advertisement -

“Para ulama seperti KH. Makki Syarbini telah membangun pondasi kokoh bagi tradisi keilmuan Nusantara. Kita datang bukan hanya untuk berziarah, tetapi meneguhkan tekad meneruskan perjuangan beliau,” ujar Menag.

Dari As-Shomadiyah, Menag melanjutkan ziarah ke makam Syeikhona Kholil yang baru ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui Keppres Nomor 116/TK/2025. Menag menyebut keputusan tersebut sebagai pengakuan negara atas kontribusi pesantren terhadap sejarah dan karakter Indonesia.

“Syeikhona Kholil bukan hanya guru para pendiri bangsa, tetapi guru bagi peradaban. Gelar pahlawan nasional beliau adalah pengakuan negara atas jasa besar pesantren,” tegas Menag.

Usai ziarah, Menag berkunjung ke Pesantren Syeikhona Kholil. Di hadapan Khadimul Ma’had RKH Fahruddin Aschal dan para pengasuh, Menag menerima manuskrip dan kitab turats karya Syeikhona Kholil, serta mendengar penjelasan program Nahdlatut Turats yang berfokus menjaga warisan intelektual pesantren.

Kementerian Agama pada kesempatan itu menyerahkan bantuan Rp100 juta untuk memperkuat kegiatan pendidikan dan pengembangan pesantren.

“Semoga bantuan ini menjadi stimulan bagi peningkatan sarana belajar dan pengembangan khazanah keilmuan,” ujar Menag.

Menag menutup rangkaian safari dengan menyebut Madura sebagai salah satu “sentra ulama Nusantara” yang selama berabad-abad menjadi penjaga tradisi keilmuan Islam.

“Setiap pesantren yang saya kunjungi membawa pesan bahwa masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh keberlanjutan tradisi keilmuan pesantren,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER