Sabtu, 22 November, 2025

Anis Matta: Partai Gelora akan Geser Budaya Politik Transaksional Jadi Politik Gagasan

MONITOR, Jakarta – Ketua Umum Partai Gelombang (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, pentingnya perubahan paradigma dalam panggung politik tanah air, khususnya dalam mendekati pemilih muda atau Generasi Z.

Karena itu, Partai Gelora hendak membangun tradisi baru, dengan menggeser budaya politik transaksional menjadi politik yang berbasis pada isu dan gagasan.

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam Sarasehan dan Konsolidasi HUT ke-6 Partai Gelora  bertema ‘Gelora Istimewa untuk Indonesia’ di Hotel Harper, Yogyakarta, Kamis (20/11/2025) malam.

​”Itu yang selama ini tidak ditawarkan oleh partai politik. Sehingga, kita masuk ke dalam politik transaksi. Kita ingin mengubah tradisi, mengubah politik transaksi menjadi politik isu, atau politik narasi,” kata Anis Matta.

- Advertisement -

Pendekatan tersebut dipilih karena Partai Gelora disebutnya lahir dari kesadaran untuk mengantisipasi krisis global dan sistemik yang mengancam dunia saat ini.

Oleh sebab itu, partainya ingin fokus memberikan dampak atau impact nyata bagi masyarakat luas, bukan sekadar perebutan kursi kekuasaan semata. 

“Kita ingin membangun satu tradisi di Partai Gelora, tradisi berpolitik yang berbasis pada tujuan untuk menciptakan impact. Bukan sekadar merebut kursi, tapi terutama untuk menciptakan pengaruh dalam kehidupan orang banyak,” katanya.

Menurut, dia perubahan paradigma dari politik transaksional ke politik isu atau politik narasi

dalam panggung politik tanah air akan membuat pemilih muda atau Gen Z semakin tertarik dan tidak apatis terhadap politik. 

Menurut dia dengan nalar kritisnya, Gen Z justru merupakan kelompok yang paling haus akan ideologi dan narasi, bukan sekadar gimik politik belaka.

“Jadi berpolitik itu, baru akan punya makna bila bisa menghasilkan kebermanfaatan bagi publik, terutama Gen Z,” ujarnya.

Anis Matta yang juga Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI ini mengatakan, agar bisa memberikan dampak, berpolitik harus dilandasi kesadaran dan pemahaman tentang alasan suatu partai politik didirikan.

“Ini dibutuhkan untuk mengerti konteks keberadaannya. Sebab, pemahaman tentang konteks akan menjadi dasar yang menentukan cara berpolitik,” katanya.

Ketua Umum Partai Gelora ini menilai proses perubahan paradigma tersebut, diperkirakan akan makan waktu lama, dan bisa jadi akan diwarnai benturan pada awal perjalanan perubahan paradigma tersebut.

“Karena, mimpi besar yang sesungguhnya adalah cita-cita yang melampaui kemampuan kita. Benturan-lah yang memberi kita perspektif lain dalam melihat segala fenomena, sekaligus memberi jalan bagi kita untuk membuka peluang baru,” pungkas Anis Matta.

Sarasehan dan Konsolidasi ‘Gelora Istimewa untuk Indonesia’ ini dihadiri oleh kader dan fungsionaris di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah  (Jateng).

Hadir antara lain Ketua DPW Partai Gelora Yogyakarta Alfian Ramadhani dan Ketua DPW Partai Gelora Jateng Ahmadi.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER