Senin, 3 November, 2025

Pertama di PTKIN, UIN Jakarta Wisuda 180 Mahasiswa Penghafal Al-Qur’an

Menag menyampaikan apresiasi mendalam atas wisuda tersebut.

MONITOR, Tangerang Selatan – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sukses menggelar Wisuda Tahfidz Akbar yang diinisiasi oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Himpunan Qori dan Qori’ah al-Qur’an (UKM) IQMA, Sabtu (01/11/2025). Sebanyak 180 mahasiswa diwisuda sebagai penghafal Al-Qur’an setelah sebelumnya melalui seleksi ketat dan proses pembinaan intensif selama lebih dari dua bulan.

Wisuda penghafal al-Quran dihadiri langsung Menteri Agama RI Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., Rektor UIN Jakarta Prof. Asep Saepudin Jahar M.A. Ph.D., Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Ahmad Tholabi S.H. M.H., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof. Ali Munhanif M.A. Ph.D. dan Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama Dr. Hj. Sri Ilham Lubis L.C. M.Pd. Wisuda juga diikuti para orang tua dan kerabat wisudawan-wisudawati penghafal al-Quran.

Dalam sambutannya, Menag menyampaikan apresiasi mendalam atas terselenggaranya wisuda tahfidz tersebut. Menurutnya, para hafidz dan hafidzah merupakan insan pilihan Allah SWT yang diberikan anugerah untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an. “Banyak orang bercita-cita menjadi hafidz atau hafidzah, tetapi tidak semua diberi karunia itu oleh Allah. Karena itu, saya datang hari ini untuk memberikan penghargaan kepada ananda para penghafal Al-Qur’an,” ujar Menag.

Dalam pesannya, Menag meminta agar para penghafal Al-Qur’an selalu bersyukur dan menjaga hafalannya dari hal-hal yang dapat mengotori hati. “Pertama, bersyukurlah di jenjang tahfidz. Yang belum 30 juz, persiapkan diri dan sempurnakan hafalannya. Yang sudah hafal 30 juz, tantangan terbesarnya adalah melestarikan hafalan itu,” tutur Menag.

- Advertisement -

Menag mengingatkan menjaga hafalan merupakan tantangan berat. “Ada racunnya bagi hafalan. Dulu, Imam Syafi’i pernah mengadu kepada gurunya, Imam Waqi’, tentang kesulitan menghafal, dan beliau menasihatinya pendek saja: tinggalkan dosa,” Sebutnya.

Dosa seorang hafidz, jelas Menag, tidak sama dengan dosa orang awam. “Bagi penghafal, dosa bisa datang dari rasa malas tadarus, pikiran bengkok, atau hati yang keras. Maka jauhilah dosa itu, karena kalian bukan lagi orang awam, melainkan pilihan Allah SWT,” pesannya.

Menag juga menegaskan agar para penghafal selalu bisa menjaga diri dari dosa-dosa penghafal. “Tadaruslah terus, jangan nodai hafalan dengan dosa. Karena dosa kecil bagi orang awam bisa menjadi dosa besar bagi penghafal Al-Qur’an. Jika kalian mampu menjaganya, percayalah, hafalan kalian bukan sekadar hafalan, melainkan penjaga diri,” ujarnya.

Selain itu, Menag juga menekankan pentingnya memahami Al-Qur’an secara bertahap melalui empat tingkatan Iqra’—mulai dari membaca huruf, memahami makna, menjiwai kandungan, hingga menyelami hakikat terdalam Al-Qur’an. “Janganlah menghafal Al-Qur’an kalian menjadi artis. Justru itu memanipulasi kesucian Al-Qur’an,” ingatnya lagi.

Pada kesempatan itu, Menag juga memimpin langsung pembacaan doa untuk para penghafal Al-Qur’an. Doa tersebut dipanjatkan agar para hafidz dan hafidzah senantiasa diberi kekuatan menjaga hafalannya, mengamalkan kandungan Al-Qur’an, serta menjadi generasi penerus yang membawa cahaya Al-Qur’an di tengah masyarakat. Suasana haru dan khidmat menyelimuti ruangan ketika seluruh hadirin mengaminkan doa tersebut.

Momen Bersejarah

Sementara itu, Rektor Asep Jahar menyampaikan apresiasi tinggi kepada UKM HIQMA atas inisiatifnya dalam melahirkan generasi Qur’ani di kampus. Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan misi UIN Jakarta dalam membangun karakter mahasiswa yang berilmu, berakhlak, dan berdaya saing global.

“UIN Jakarta terus berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual dan integritas moral. Wisuda tahfidz ini menjadi simbol integrasi antara ilmu dan nilai-nilai Al-Qur’an yang menjadi ruh kampus kita,” ungkapnya.

Prof. Asep berharap kegiatan seperti ini dapat terus dikembangkan di masa mendatang sebagai bagian dari penguatan tradisi keislaman dan pengabdian akademik UIN Jakarta. “Kita ingin menjadikan hafidz dan hafidzah bukan hanya penjaga ayat-ayat Allah, tetapi juga inspirator dalam kehidupan sosial, akademik, dan kebangsaan,” pungkasnya.

Warek Ahmad Tholabi, M.A. menyebut bahwa kegiatan Wisuda Tahfidz Akbar ini merupakan momentum bersejarah bagi UIN Jakarta dan lingkungan perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN). “HIQMA menginisiasi kegiatan luar biasa ini. Wisuda tahfidz akan tercatat sebagai yang pertama di lingkungan PTKIN. Insya Allah, ini akan menjadi contoh dan pilot project bagi kampus lain di Indonesia,” ujarnya.

Prof. Tholabi juga mengapresiasi proses wisuda tahfidz ini mengingat dari 237 peserta yang mendaftar, hanya 180 mahasiswa dinyatakan lulus setelah melalui proses pembinaan intensif oleh para hafidz dan hakim MTQ tingkat nasional dan internasional. “Kami juga memberikan apresiasi khusus kepada dua mahasiswa penyandang disabilitas—tunanetra dan tunadaksa—yang berhasil menyelesaikan hafalan 30 juz. Ini menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi semangat mencintai Al-Qur’an,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof. Dr. Ali Munhanif, M.A., Ph.D. menilai kegiatan ini memiliki nilai strategis jangka panjang dalam membangun kaderisasi hafidz dan hafidzah di lingkungan kampus. “Wisuda ini unik karena memberi ruang bagi para mahasiswa penghafal Al-Qur’an untuk menampilkan prestasinya. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, setiap tahun atau dua tahun sekali. Kaderisasi hafidz tidaklah mudah, perlu pembinaan dan pendampingan yang terus-menerus,” jelasnya.

Terpisah, Ketua Umum UKM HIQMA, Wildan Miftahuddin, menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas keberhasilan pelaksanaan Wisuda Tahfidz Akbar ini. “Kami bersyukur dapat menjadi bagian dari sejarah ini. Program tahfidz bukan hanya tentang menghafal, tetapi juga tentang membentuk karakter Qur’ani di kalangan mahasiswa. Kami ingin terus berkontribusi agar tradisi Al-Qur’an semakin kuat di UIN Jakarta,” ujarnya.

Wildan juga berterima kasih kepada pimpinan universitas, para pembina, serta dewan hakim yang telah membimbing para peserta dengan penuh kesabaran dan ketulusan. “Insya Allah, ke depan HIQMA akan terus memperluas pembinaan tahfidz dan menjadikannya agenda rutin tahunan agar semakin banyak mahasiswa UIN Jakarta yang mencintai dan mengamalkan Al-Qur’an,” tambahnya.

Kegiatan Wisuda Tahfidz Akbar sendiri berlangsung meriah. Selain prosesi wisuda, kegiatan juga diisi dengan pembacaan ayat al-Quran dan sambutan dari para tokoh pengkaji al-Quran di tanah air seperti Prof. Dr. Said Agil Husin Al Munawar dan Ahli Qiraah Sab’ah Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, dan K.H. Muhammad Nuruddin M.A. Hadir juga para tokoh pemerintahan Kota Tangerang Selatan dan sekitarnya. (PIH UIN Jakarta)

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER