MONITOR, Jakarta – Ketua Gerakan Indonesia Optimis (GIO), Ngasiman Djoyonegoro menyatakan bahwa pemuda saat ini telah siap untuk mengawal transformasi bangsa menuju Indonesia Emas 2045. “Saat ini generasi muda kita telah menunjukkan semangatnya, adalah tugas kita untuk mengarahkan semangat tersebut untuk membangun bangsa dan negara yang lebih maju,” kata pria yang akrab dipanggil Simon ini.
Simon menjelaskan bahwa Indonesia baru saja melewati gelombang politik. Setelah perayaan kemerdekaan 17 Agustus, demonstrasi terjadi di mana-mana. “Kita harus dapat mengambil pelajaran positif, bahwa rangkaian demonstrasi tersebut mencerminkan bahwa semangat patriotisme di kalangan generasi muda tetap bergelora,” kata Simon.
Kita tahu bahwa kepekaan Gen Z terhadap isu-isu politik, hukum, pemberantasan korupsi dan isu-isu kesejahteraan kini semakin tinggi. Ini artinya, kepedulian Gen Z terhadap persoalan-persoalan publik merupakan indikasi tumbuhnya patriotisme dalam diri mereka. Demonstrasi adalah bentuk lain dari kepedulian yang diekspresikan di ruang publik.
“Dalam konteks ini, tumbuhnya jiwa patriotisme dalam diri para pemuda, selain harus diapresiasi juga perlu difasilitasi dan diarahkan pada hal-hal yang lebih produktif dan konstruktif,” kata Simon.
Sebagaimana dirumuskan dalam Visi Asta Cita, terdapat sejumlah rencana program di masa depan terkait kepemudaan seperti: beasiswa dan pendidikan vokasi, Gerakan Pemuda Cerdas Digital, youthpreneur, desa digital dan smart farming, fasilitasi industri kreatif pemuda dan sebagainya.
Menurut Simon, ada dua aras yang sebetulnya saling berkepentingan tapi belum tersambung secara sempurna satu sama lain . Di kalangan generasi muda ada semangat patriotisme yang terus bertumbuh, sementara di sisi pemerintahan menyediakan sejumlah rencana kebijakan yang mendukung peningkatan kualitas dan peran pada pemuda ini dalam berbagai sektor. Utamanya adalah peran pemuda dalam memimpin transformasi bangsa di tengah masyarakat.
Gerakan Indonesia Optimis, sebagai salah satu elemen bangsa, menangkap momentum ini untuk diolah dan dikembangkan lebih lanjut sehingga menjadi bola salju gerakan pemuda di tengah masyarakat. “Menjembatani dua aras yang sedang berjalan untuk menemukan momentumnya sehingga Visi Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045 menjadi lebih relevan dan mengakar di kalangan generasi pemuda partriotik,” kata Simon.
Simon menyampaikan bahwa patriotisme, keberanian, dan kesetiaan kepada bangsa dan negara saat ini menjadi faktor penting di sejumlah negara untuk memajukan pembangunan. “Misalnya, ada hacker patriotik di China, Buy American di Amerika Serikat, serta program-program kerelawanan di sejumlah negara. Di Indonesia, siswa tingkat sekolah dasar dan menengah kita mengenal Pramuka. Patriotisme yang sudah terbangun ini menjadi modal utama bagi generasi muda untuk terus bergerak,” kata Simon yang juga pakar intelijen.
Diulang tahunnya yg ke-7, dengan mengusung tema “Pemuda Patriotik Penggerak Narasi Transformasi Bangsa,” Gerakan Indonesia Optimis diharapkan berada pada arus utama bagi pemuda dalam membangun narasi optimisme di kalangan generasi muda. Mengambil peran untuk menjembatani antara aspirasi generasi muda dengan agenda pembangunan dalam Asta Cita adalah salah satu tujuan strategis GIO. “Ini bukan peran yang mudah, tetapi saya yakin akan menghasilkan buah transformasi bangsa di masa yang akan datang,” pungkas Simon.