Senin, 20 Oktober, 2025

Siswa MAN IC Pekalongan Ciptakan Lampu Relaksasi dari Limbah Jagung

MONITOR, Jakarta – Dua siswa Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Pekalongan, Ryan Zakinnaja Giggs dan Bima Irfan Zidny, berhasil menciptakan inovasi ramah lingkungan yang menyatukan teknologi, seni, dan nilai spiritual. Karya mereka, Mis-qall Lamp, merupakan box-lampu relaksasi multifungsi berbahan dasar limbah bonggol jagung yang dihiasi motif batik khas Pekalongan dan kaligrafi Islam.

Inovasi ini lahir dari keprihatinan terhadap dua isu besar: meningkatnya gangguan kesehatan mental di kalangan remaja dan melimpahnya limbah pertanian yang belum termanfaatkan. Berdasarkan survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2022, sekitar 15,5 juta remaja Indonesia mengalami stres, kecemasan, atau gangguan tidur. Sementara itu, Indonesia menghasilkan lebih dari 5,7 juta ton limbah bonggol jagung per tahun, sebagian besar dibuang begitu saja.

Menjawab tantangan tersebut, Ryan dan Bima mengembangkan Mis-qall Lamp dengan mengintegrasikan unsur aromaterapi, cahaya relaksasi, dan musik religi dalam satu alat. Hasil uji coba menggunakan sensor gelombang otak MUSE menunjukkan bahwa lampu ini efektif menurunkan tingkat stres pengguna hanya dalam waktu 5–10 menit.

“Kombinasi antara aroma lavender dan lantunan ayat suci Al-Qur’an membuat saya tidur lebih cepat,” ujar salah satu pengguna saat uji coba di MAN IC Pekalongan, Minggu (19/10/2025).

- Advertisement -

Produk ini hadir dalam tiga varian: Calm Bloom untuk meredakan stres, Deep Dream untuk meningkatkan kualitas tidur, dan Flow Learn untuk membantu fokus belajar. Setiap varian menggunakan kombinasi warna cahaya dan aroma alami yang berbeda, seperti lavender, peppermint, dan rosemary.

Secara desain, lampu ini terinspirasi dari bentuk atap rumah Joglo khas Jawa Tengah. Bahan utamanya berasal dari limbah bonggol jagung dan kayu furnitur yang diolah secara estetis dan ramah lingkungan. Setiap unit menampilkan kaligrafi Al-Qur’an serta motif batik Pekalongan, menciptakan harmoni antara fungsi, seni, dan spiritualitas.

Lebih dari sekadar produk kriya, Mis-qall Lamp menjadi simbol ekonomi sirkular berbasis kearifan lokal. Limbah pertanian yang semula tak bernilai kini berubah menjadi produk fungsional bernilai tinggi sekaligus sarana terapi mental dan pelestarian budaya.

Karya ini dikembangkan dengan metode Research and Development (R&D) di bawah bimbingan guru MAN IC Pekalongan dan dukungan berbagai pihak, termasuk Rumah Atsiri Indonesia sebagai penyedia minyak esensial aromaterapi. Hasil penelitian mereka bahkan berpotensi dikembangkan ke arah smart lamp berbasis aplikasi mobile untuk kontrol musik dan cahaya.

“Kami ingin menunjukkan bahwa inovasi tidak selalu harus berbasis teknologi tinggi. Dengan kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan serta budaya, kita bisa menciptakan solusi nyata,” ungkap Ryan.

Dengan Mis-qall Lamp, kedua siswa ini membuktikan bahwa generasi muda Indonesia mampu menghadirkan inovasi yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga menyembuhkan, mendidik, dan berkelanjutan.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER