MONITOR, Kendari – Gelaran Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional ke-28 di Kota Kendari tidak hanya menjadi ajang syiar keagamaan, tetapi juga membawa berkah ekonomi bagi masyarakat sekitar. Sejumlah pedagang kaki lima mengaku pendapatannya meningkat signifikan selama acara berlangsung.
Salah satunya adalah Bapak Ladi, pedagang bakso kuah atau pentol yang berjualan di sekitar lokasi kegiatan. Ia mengatakan, omzet hariannya naik hampir dua kali lipat dibanding hari biasa.
“Kalau hari biasa paling dapat Rp400 ribu sampai Rp500 ribu. Tapi sejak ada STQH ini bisa sampai Rp700 ribu, bahkan pernah tembus Rp1 juta sehari,” ujarnya sambil melayani pembeli, Senin (13/10/2025).
Meski pembeli membludak, Ladi tetap menjaga kebersihan area jualannya. Ia membawa tempat sampah sendiri agar lingkungan tetap bersih dan nyaman.
“Saya bawa tempat sampah sendiri, jadi kalau ada yang beli bisa langsung buang ke situ biar nggak berserakan,” katanya.
Selain pedagang kaki lima, kegiatan STQH Nasional juga memberi dampak ekonomi luas bagi masyarakat Kendari dan sekitarnya. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Abu Rokhmad, menuturkan bahwa ajang ini menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi lokal.
“Sedikitnya terdapat tiga potensi ekonomi utama yang tumbuh selama kegiatan berlangsung,” jelasnya.
Menurutnya, potensi tersebut meliputi pemberdayaan UMKM lokal melalui bazar dan ekspo halal, promosi wisata religi dan budaya daerah, serta peningkatan sirkulasi ekonomi multisektor seperti penginapan, transportasi, konsumsi, suvenir, dan jasa lokal.
“Setiap pelaksanaan STQH selalu memberi efek ekonomi berganda. Ini bukti bahwa kegiatan keagamaan tidak hanya bernilai spiritual, tetapi juga membawa manfaat sosial dan ekonomi,” tambahnya.
STQH Nasional ke-28 berlangsung pada 9–19 Oktober 2025 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dengan mengusung tema “Syiar Al-Qur’an dan Hadis: Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan.”