Senin, 13 Oktober, 2025

Dari Bung Hatta ke Bung Ferry; Koperasi Merah Putih untuk Kesejahteraan Rakyat

Dinno Brasco 
(Ketua Cendekia Muda Indonesia Maju / Koperasi Merah Putih Institute)

“Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat.”
—Bung Hatta, Proklamator 

Pada tanggal 21 Juli 2025, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP) sebagai bagian dari strategi besar untuk memperkuat ekonomi rakyat di akar rumput. 

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa koperasi adalah bentuk nyata dari semangat kebersamaan, solidaritas, dan nasionalisme ekonomi. Presiden Prabowo berkata dengan keyakinan yang kuat: “Kalau kita punya niat yang baik, kehendak yang baik, dorongan yang kuat, motivasi yang kuat, bisa. Yang tidak bisa, jadi bisa. Delapan puluh ribu koperasi ini adalah bukti nyata bahwa rakyat Indonesia mampu.”

- Advertisement -

Kata-kata tersebut menggema sebagai panggilan kebangkitan ekonomi rakyat. Koperasi Merah Putih bukan hanya program pemerintah, tetapi gerakan moral untuk membangkitkan kembali ruh ekonomi gotong royong ala Bung Hatta. Dan kini, semangat itu diteruskan oleh generasi baru: Bung Ferry selaku yang dimanahi Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Koperasi RI. Dan kini melaluinya anak-anak muda desa menyalakan obor kemandirian ekonomi melalui rebranding koperasi digital, mandiri, dan berkeadilan di era digital.

Dari Filsafat Bung Hatta ke Pergerakan Bung Ferry

Bung Hatta percaya, koperasi adalah jalan tengah antara kapitalisme yang menindas dan sosialisme yang meniadakan kebebasan individu. Koperasi lahir dari nilai-nilai luhur bangsa: tolong-menolong, kejujuran, dan tanggung jawab sosial. Melalui koperasi, rakyat tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi subjek yang menentukan masa depannya sendiri.

Bung Ferry membawa semangat itu ke ranah yang lebih modern. Ia melihat koperasi sebagai laboratorium kemandirian desa. Koperasi bukan lagi lembaga pasif yang menunggu bantuan, tetapi wadah dinamis untuk berinovasi: mengolah potensi lokal, membangun jaringan pemasaran digital, dan memperkuat rasa kepemilikan masyarakat terhadap ekonomi mereka sendiri. Dalam pandangan Bung Ferry, koperasi bukan sekadar urusan simpan-pinjam, melainkan sistem ekonomi yang menumbuhkan martabat manusia. Koperasi bukan proyek top down, tetapi alat perjuangan ekonomi rakyat.  

Generasi Milenial dalam Koperasi Merah Putih
Generasi muda kini menjadi motor penggerak perubahan. Di tengah dunia yang serba cepat dan digital, mereka menemukan cara baru untuk menghidupkan nilai lama: gotong royong. Banyak anak muda yang sadar bahwa ekonomi kolaboratif adalah masa depan. Mereka membangun start-up sosial, komunitas bisnis desa, dan koperasi digital berbasis aplikasi. Semangat mereka selaras dengan cita-cita Koperasi Merah Putih: berdiri di atas nilai nasionalisme, bekerja untuk rakyat, dan memberi manfaat nyata bagi komunitas lokal.

Koperasi Merah Putih menjadi simbol keren bagi generasi baru Indonesia. Ia menunjukkan bahwa nasionalisme tidak hanya ditunjukkan lewat bendera dan lagu, tetapi juga lewat tindakan nyata — membeli produk lokal, memberdayakan petani, mendukung UMKM, dan menciptakan lapangan kerja di desa. Dalam gerakan ini, teknologi bukan ancaman, melainkan jembatan yang menghubungkan nilai-nilai Bung Hatta dengan gaya hidup generasi digital. Inilah keberhasilan rebranding koperasi lewat Koperasi Desa Merah Putih, seperti yang disampaikan Bung Ferry.

Kisah Nyata dari Lapangan

Koperasi Desa Merah Putih kini hadir di berbagai wilayah: dari pesisir Jawa hingga perbukitan Sumatera, dari Nusa Tenggara hingga Sulawesi. Salah satu contoh sukses datang dari Desa Sukamulya, di mana anak-anak muda mengelola koperasi digital yang menjual hasil pertanian organik langsung ke pasar kota melalui platform daring. 
Keuntungan meningkat, perantara berkurang, dan petani kini memiliki kontrol lebih atas harga produk mereka.

Di tempat lain, Koperasi Merah Putih menjadi penggerak wisata desa. Dengan sistem manajemen profesional, warga mengelola homestay, kuliner lokal, dan ekowisata berbasis budaya. Koperasi bukan hanya sumber pendapatan, tetapi juga ruang edukasi: mendidik warga tentang pentingnya transparansi, tanggung jawab, dan kebersamaan. Semua berjalan dengan prinsip: dari desa, oleh desa, untuk Indonesia.

Harapan Presiden Prabowo 

Penulis yakin Presiden Prabowo Subianto mampu mencurahkan semangat membangun bangsa demi semua anak bangsa. Setia, tetap bersatu-padu dalam kapal besar bernama Indonesia. Karena favorit bacaan Presiden Prabowo adalah buku The winner Stands Alone yang ditulis Paulo Coelho dari Brazil, yang berkata “Life sometimes separates people so that they can realize how much they mean to each other.”

Presiden Prabowo kembali menegaskan bahwa koperasi adalah bukti nyata dari ekonomi inklusif dan berkeadilan. Beliau menyampaikan dengan nada optimis: “Kita yakin bahwa gerakan Koperasi Merah Putih akan memperkuat ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Inilah ekonomi Pancasila yang sejati, adil, mandiri, dan berdaulat.”

Arahan dan pesan itu menjadi penanda penting bahwa koperasi bukan masa lalu yang usang, melainkan masa depan yang berakar pada kearifan lokal. Koperasi Merah Putih adalah wajah baru nasionalisme ekonomi Indonesia. Ia menyalakan semangat kerja sama, integritas, dan tanggung jawab sosial. Gerakan ini memadukan nilai perjuangan Bung Hatta, keberanian Bung Ferry, dan kreativitas anak muda yang ingin membangun bangsa dari desa.

Presiden Prabowo Subiato menyampaikan bahwa peluncuran 80 ribu koperasi desa bukanlah langkah kecil, melainkan pondasi strategis bagi terwujudnya ekonomi kerakyatan. Tantangannya kini adalah memastikan agar koperasi Merah Putih dikelola profesional, modern transparan, dan inklusif di era digital. Ketika nilai-nilai gotong royong, kejujuran, dan keadilan tetap hidup, Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi kekuatan utama menuju Indonesia Maju.

Saat 80 ribu koperasi desa tumbuh dengan kokoh, maka 80 ribu cahaya merah putih akan bersinar dari pelosok negeri. Dari Bung Hatta ke Bung Ferry, dan kini kepada generasi milenial, tongkat estafet perjuangan ekonomi rakyat terus berlanjut di zaman kekinian.

Akhirnya, Koperasi Desa Merah Putih adalah jiwa bangsa yang bekerja, bergerak, dan berjuang untuk kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana kata Bung Ferry selaku Menteri Koperasi RI, “Koperasi bukan proyek top down, tetapi alat perjuangan ekonomi rakyat.”

Kenang, kenanglah petuah Bung Hatta Sang Proklamator,”Kalau koperasi tak dilandai semangat solidaritas, maka anggota tak akan menemukan kepentingan bersama. Jadinya, koperasi dijadikan alat untuk mencapai keperluan pribadi. Semua itu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan bersama. Koperasi juga bisa mendidik toleransi dan rasa tanggung-jawab bersama. Tindakan jauh lebih penting daripada kata-kata.”

Selamat bergerak Koperasi Desa Merah Putih! 
Berkah untuk semua anak bangsa! 
Mantap Bung!

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER