MONITOR, Bone – Dengan adanya anggaran riset kolaboratif Lembaga Pengelola Dana Pendidikan-Kementerian Agama (LPDP-Kemenag) yang relative cukup Kementerian Agama terus mendorong para dosen untuk produiktif melakukan penelitian.
Hal itu ditegaskan Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (PUSPENMA) Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Ruchman Basori, pada kegiatan Sosialisasi Program Penelitian Kolaboratif MoRA The Air Fund tahun 2025 di IAIN Bone, pada Rabu, (1/10).
Kegiatan berlangsung di Ruang Rapat Senat IAIN Bone dan dipandu oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan, Prof. Dr. Amir, M.Ag. Hadiri seganap Pimpinan IAIN Bone, mulai dari Wakil Rektor I, II dan III, para Dekan, Wakil Dekan, Direktur Pascasarjana, Kepala Unit Pelaksana Teknis, Ketua Program Studi S1-S3 serta para dosen.
Ruchman selaku Kepala Puspenma berharap kepada civitas akademika IAIN Bone terutama para dosen untuk mengoptimalkan anggaran MoRA The Air Fund, agar riset-riset di kampus semakin bersemangat, produktif dan berdampak kepada Masyarakat.
Aktivis 1998 ini mengatakan ada dua kendala klasik yang kerap menghambat penelitian di perguruan tinggi, yakni keterbatasan anggaran serta infrastruktur dan fasilitas riset yang kurang memadai.
“Banyak institusi riset yang masih kekurangan fasilitas dan peralatan modern untuk mendukung riset berkualitas, terutama di bidang science and technology, disamping juga pendanaan”, terang Ruchman.

Dihadapan para Dosen IAIN Bone, Ruchman menuturkan, mengatasi hambatan riset tidak cukup hanya dengan dukungan anggaran, tetapi juga perlu perubahan paradigma. Ia menyebut tiga pergeseran penting: riset keagamaan yang semula bersifat normatif perlu berkembang ke arah multidisipliner; anggaran terbatas bergeser ke skema yang lebih besar; serta riset berbasis teks perlu diperluas pada kajian empiris yang relevan dengan persoalan masyarakat.
Selama tiga tahun (2024, 2025 dan 2026) LPDP memberikan amanah kepada Kemenag anggaran riset tiap tahunnya 50 milyard, untuk dimanfaatkan para dosen yang diberi nama Riset Indonesia Bangkit MoRA The Air Fund.
Kolaborasi Kemenag dengan LPDP Kemenkeu ini bertujuan meningkatkan kualitas hasil riset di Perguruan Tinggi Keagamaan, mendukung riset strategis di bidang keagamaan, teknologi, dan pendidikan, mendorong terciptanya inovasi serta publikasi internasional, hingga menjadi dasar kebijakan publik berbasis data dan riset yang akuntabel.
Dalam kesempatan itu, Alumni IAIN Walisongo ini juga menjelaskan teknis mendapatkan program MoRA The Air Fund, mulai dari persyaratan, kategori, tata cara pengajuan, dan peruntukan anggaran riset untuk apa saja. Pendaftaran MoRA The Air Fund tahun 2025 direncanakan akan dibuka pada tanggal 13 Oktober mendatang.
Ruchman berharap kegiatan sosialisasi di IAIN Bone ini mampu mendorong partisipasi seluruh sivitas akademika dalam program riset nasional ini. “Sudah saatnya dosen IAIN Bone unjuk gigi dalam hal riset, bersaing dengan dosen lainnya secara nasional di Indonesia”, katanya.