Minggu, 28 September, 2025

Workshop Pemulasaraan Jenazah Ini Tekankan Tanggung Jawab Umat Sesuai Syariat

MONITOR, Jakarta – Tidak sedikit masyarakat yang merasa takut, geli, atau bahkan jijik dalam pemulasaraan jenazah, padahal proses ini merupakan kewajiban syariat dan bentuk penghormatan terakhir kepada seorang Muslim. Islam menegaskan bahwa memandikan dan mengafani jenazah bukan sekadar ritual teknis, melainkan ibadah yang bernilai pahala besar bagi siapa pun yang melaksanakannya dengan ikhlas.

Demikian disampaikan oleh Ustadzah Hj. Ummi Salamah sebagai narasumber pada Workshop Pemulasaraan Jenazah yang diselenggarakan atas kerja sama Yayasan Garda Inovasi Nusantara Initiative, Kementerian Agama, dan PC Fatayat NU Jakarta Selatan, yang diikuti diikuti sekitar 50 peserta.

Praktisi pemulasaraan jenazah, Ustadzah Hj. Ummi Salamah, menegaskan bahwa memandikan dan mengafani jenazah adalah kewajiban setiap Muslim yang tidak boleh dipandang sebelah mata. 
Ia menekankan pentingnya kesiapan keluarga, terutama anak, untuk menghadapi momen saat orang tua meninggal dunia. 

“Pemulasaraan jenazah bukan sesuatu yang menjijikkan, melainkan ladang pahala besar bagi siapa pun yang melaksanakannya,” ujarnya dalam Workshop yang digelar di Gedung PCNU Jakarta Selatan, Jl. Antasari No. 57, Cilandak, Sabtu (27/9/2025).

- Advertisement -

Dalam paparannya, Ummi Salamah menjelaskan bahwa anggapan sebagian orang yang merasa jijik atau takut ketika memandikan jenazah harus diluruskan.
“Penghormatan terakhir ini justru menjadi kesempatan bagi kita untuk menunaikan ajaran agama sesuai ajaran syariat,” terangnya.

Ia juga membagikan pengalaman praktik lapangan, termasuk teknik memandikan jenazah, bahkan dengan kondisi khusus seperti penderita HIV/AIDS, agar peserta memiliki keterampilan dan kepekaan lebih mendalam.

“Dalam praktiknya, jenazah dengan kondisi tertentu membutuhkan perlakuan khusus, baik dalam penggunaan perlengkapan, sabun, maupun material pendukung lainnya, agar proses pemulasaraan tetap aman dan sesuai syariat,” jelasnya.

Pada momen pelatihan ini, Ketua PC Fatayat NU Jakarta Selatan Hj. Siti Rohana juga menyampaikan harapan agar para anak perempuan, khususnya kader Fatayat NU, memahami dengan baik teknik pemulasaraan jenazah sehingga kelak mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

“Kader-kader muda perempuan harus siap mengemban amanah ini, karena keterampilan tersebut akan menjadi bekal berharga ketika menghadapi situasi kehilangan orang terdekat,” pesan Rohana kepada kader-kader Fatayat NU.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER