Rabu, 24 September, 2025

Kemenag Rebranding Konten Kehumasan, Fokus Kebutuhan Masyarakat

MONITOR, Jakarta – Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik (HKP) Setjen Kementerian Agama, Thobib Al-Asyhar, menegaskan pentingnya transformasi besar dalam strategi komunikasi publik Kemenag. Menurutnya, Menteri Agama memiliki ekspektasi tinggi dengan standar yang ketat agar seluruh lini kehumasan mampu memberikan kinerja terbaik dan berorientasi pada layanan.

Hal ini disampaikan Thobib saat memimpin Rapat Koordinasi Kehumasan Eselon I Kemenag di Kantor Kemenag, Jakarta. “Publik tidak terlalu peduli pada konten yang hanya menampilkan kegiatan pimpinan. Yang lebih mereka butuhkan adalah informasi konkret mengenai layanan Kemenag yang bisa diakses. Karena itu, ke depan kami akan mengarahkan agar seluruh produksi konten fokus pada kebutuhan masyarakat,” tegas Thobib, Rabu (24/9/2025).

Rebranding Kehumasan

Sebagai upaya perbaikan, Biro HKP telah menyiapkan rebranding menyeluruh atas seluruh sajian konten Kemenag. Rebranding ini mencakup penggunaan logo dan key visual terbaru yang akan menjadi pedoman produksi konten bagi semua unit humas. Identitas visual ini juga akan mengakomodasi kekhasan masing-masing unit, termasuk warna khas umat beragama.

- Advertisement -

Menurut Thobib, identitas baru ini tidak hanya soal tampilan, tetapi juga mencerminkan karakter komunikasi publik yang hendak dibangun Kemenag: muda, energik, kreatif, dan inovatif. Karakter muda diwujudkan dalam konten yang segar, bergaya Gen Z, dan sesuai dengan target audiens. Karakter energik ditunjukkan dengan kecepatan dan responsivitas humas dalam menghadapi isu. Kreatif berarti mampu beradaptasi dengan tren dan permintaan publik, sementara inovatif diwujudkan melalui publikasi layanan-layanan baru dari masing-masing unit eselon I.

Konten Inklusif dan Variatif

Thobib menekankan perlunya konten humas yang inklusif dan variatif. Selama ini, banyak inovasi layanan Kemenag yang tidak sampai ke publik karena kurang dipublikasikan. Akibatnya, masih ada anggapan bahwa Kemenag adalah institusi yang ketinggalan zaman.

“Kita harus bersama-sama menguatkan produksi konten yang menyajikan informasi inklusif, dikemas dalam bentuk yang sederhana, mudah ditangkap, dan bervariasi formatnya. Dengan begitu, impresi publik terhadap Kemenag akan semakin positif,” ujarnya.

Monitoring Digital

Sebagai langkah konkret, Biro HKP kini tengah menjajaki sistem monitoring dan evaluasi aktivitas kehumasan di seluruh unit kerja Kemenag secara digital. Sistem ini akan menjadi instrumen untuk menilai seberapa jauh kinerja humas dalam menyebarkan konten layanan kepada masyarakat.

“Melalui monitoring digital ini, kita bisa mengukur performa humas setiap unit kerja secara objektif. Sekaligus memastikan bahwa pesan-pesan Kemenag sampai kepada masyarakat secara efektif,” tutup Thobib Al-Asyhar.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER