Senin, 12 Mei, 2025

Kunjungi BPLJSKB Bekasi, Adian: Negara Harus Buka Ruang untuk Kreativitas Anak Bangsa

MONITOR, Bekasi – Anggota Komisi V DPR RI Adian Yunus Yusak Napitupulu menegaskan pentingnya negara memberi ruang dan fasilitas yang adil bagi para kreator dan modifikator kendaraan lokal. Hal itu diungkapkannya dalam kunjungan kerja spesifik Komisi V ke Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Dalam pernyataannya, Adian mengkritisi bahwa fasilitas megah seluas 90 hektare tersebut seolah hanya dinikmati oleh merek-merek kendaraan besar, sementara pelaku modifikasi lokal nyaris tak diberi ruang.

“Ini 90 hektare buat siapa? Kayaknya cuma buat Toyota, Mazda. Buat modifikator (lokal) kita, ada enggak kita siapkan di sini? Padahal itu penting,” tegas Adian dalam pertemuan di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (9/5/2025).

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini menekankan bahwa negara seharusnya menjadi fasilitator bagi kreativitas, bukan penghambat. Menurutnya, banyak karya modifikator Indonesia telah diakui secara internasional, bahkan meraih prestasi di luar negeri seperti Jepang, namun di tanah air sendiri justru dipinggirkan.

- Advertisement -

“Mereka diakui negara lain, tapi jadi sampah di negara sendiri. Kita ini sering kali menghamba pada produk luar, tapi menginjak-injak ide dan kreativitas anak bangsa sendiri,” kritik Legislator Dapil Jawa Barat V ini.

Adian juga mengusulkan agar pemerintah menyediakan setidaknya 500 meter lahan di dalam kawasan BPLJSKB sebagai ruang pengujian khusus bagi produk modifikasi lokal. Hal ini dinilai penting agar karya anak bangsa bisa terfasilitasi secara legal dan diakui, serta memiliki kesempatan untuk berkembang dan bersaing dengan produk otomotif besar.

Ia menyayangkan beberapa insiden di masa lalu di mana kreativitas masyarakat diberangus hanya karena tidak sesuai dengan prosedur administratif, seperti kasus pencipta kendaraan lingkungan “Dharma” dari ITB yang ditolak karena tidak memiliki nomor mesin, atau warga yang membuat pesawat ringan dan ditangkap.

“Apa problem besarnya? Kita memusuhi kreativitas, memusuhi ide, memusuhi gagasan. Dan tolong, jangan lagi. Mari kita katakan kepada rakyat, kami mau bersahabat dengan kreativitas,” tegas Adian.

Di akhir pernyataannya, ia meminta agar kunjungan kerja ini menghasilkan kesimpulan yang konkret, yaitu membuka ruang nyata bagi para modifikator tanah air.

“Kalau bisa ada kesimpulan, mintalah 500 meter di sini untuk menguji semua produk modifikasi kita. Tugas negara cuma buka jalan, bukan mematikan mimpi anak bangsa,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER