Jumat, 2 Mei, 2025

Ekspor Tembus USD 679 Juta, Produk Industri Kerajinan Semakin Mendunia

MONITOR, Jakarta – Industri kerajinan memiliki peran besar terhadap perekonomian nasional, termasuk kontribusinya untuk capaian nilai ekspor karena produk-produknya mampu berdaya saing di kancah global. Pada tahun 2024, kinerja ekspor industri kerajinan tercatat sebesar USD679 juta dengan negara tujuannya antara lain ke China, Taiwan, Amerika Serikat, Jepang, dan Belanda.

Guna memperluas pasar bagi industri kerajinan nasional, Kementerian Perindustrian tetap konsisten memberikan akses promosi ke pasar internasional melalui partisipasi pada berbagai pameran bertaraf internasional, baik yang diselenggarakan di dalam maupun luar negeri. Selain itu, berbagai pembinaan dan pendampingan juga turut dilakukan agar pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di dalam negeri semakin berani dan memiliki kemampuan untuk memasarkan produknya di pasar dunia.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita mengungkapkan, pihaknya terus mendorong para pelaku IKM kerajinan agar dapat mempromosikan dan menjalin relasi dengan para calon buyer internasional. Selain untuk mencari konsumen, relasi yang terjalin turut dapat memberikan manfaat bagi para IKM untuk menambah wawasan dan pengetahuannya terkait pasar ekspor.

“Diharapkan, dengan semakin meningkatnya kemampuan dan pengetahuan pelaku IKM kerajinan, nantinya semakin terbuka peluang untuk dapat melakukan ekspor. Di sisi lain, kami juga memberikan berbagai program pembinaan kepada para pelaku IKM agar semakin meningkat kualitas dan kapasitasnya,” kata Dirjen IKMA dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (1/5).

- Advertisement -

Salah satu IKM yang berhasil menembus pasar ekspor adalah IKM CV Palem Craft. IKM yang berasal dari Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Perusahaan ini baru saja melakukan pelepasan ekspor produknya ke Belanda dengan nilai USD20.596 atau setara dengan Rp346 juta yang terdiri dari berbagai produk lampu, cermin, dan home decor lainnya.

Reni menyampaikan, pelepasan eskpor menjadi simbol keberhasilan dalam menembus pasar global yang dapat memberikan manfaat dan keuntungan yang belipat bagi pelaku usaha. Dalam hal ini, pencapaian ekspor CV Palem Craft ke Belanda menunjukkan bahwa industri home decor Indonesia memiliki potensi cemerlang di pasar internasional.

“Kami memberikan apresiasi kepada CV Palem Craft yang mampu menambah daftar buyer setelah sebelumnya juga rutin melakukan ekspor produk ke berbagai negara di dunia,” ujarnya.

Selain memacu kinerja ekspornya, CV Palem Craft juga terus aktif membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di lingkungan sekitar pabriknya. Saat ini, CV Palem Craft memiliki 40 orang pegawai, dan pada saat permintaan meningkat dapat melibatkan lebih dari 500 perajin yang merupakan mitra perusahaan.

“Hal ini juga menunjukkan potensi yang sangat besar dari pelaku IKM kerajinan dalam turut memutar roda perekonomian di masyarakat,” tambah Reni.

Selanjutnya, CV Palem Craft juga bermitra dengan banyak petani lokal yang menyediakan bahan baku produk yang akan dibuat. Mitra penyedia bahan baku tersebut tidak hanya berada di Yogyakarta, namun merambah hingga wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan luar Pulau Jawa.

“CV Palem Craft menjadi contoh tentang bagaimana inklusivitas industri kerajinan, dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi perputaran ekonomi di masyarakat, dan hal ini dapat menjadi pemacu bagi pelaku IKM lainnya agar dapat mencapai hal yang sama,” tutur Reni.

CV Palem Craft juga merupakan salah satu peserta Kegiatan Fasilitasi Partisipasi Pameran Ambiente 2025 di Messe Frankfurt, Jerman tanggal 7 – 11 Februari 2025. Pada kegiatan yang dilaksanakan oleh Kemenperin tersebut, peserta yang terpilih merupakan pelaku IKM yang telah melalui proses seleksi, penguatan kapasitas, serta pendampingan yang dirancang secara strategis untuk menjawab kebutuhan pasar internasional.

Direktur IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, Budi Setiawan menyampaikan, ekspor yang telah dilakukan oleh CV Palem Craft merupakan bukti nyata bahwa produk kreatif Indonesia mampu bersaing di pasar global asalkan diberi kemudahan akses, pelatihan dan kesempatan yang tepat. “Selain pembinaan dan pendampingan yang telah dilakukan, identitas produk, kualitas, dan keunikan produk dari CV Palem Craft turut berperan besar dalam keberhasilannya menembus pasar ekspor,” jelasnya.

Budi mengatakan, Direktorat Jenderal IKMA Kemenperin memfasilitasi 10 IKM Kerajinan dan Home Décor,di mana keikutsertaan Kemenperin pada Pameran Ambiente tahun 2025 ini merupakan yang ke-15 kalinya sejak tahun 2008. “Hal ini tentunya menjadi komitmen kami dalam memberikan akses promosi ke pasar ekspor yang berkualitas dan tepat sasaran bagi IKM kerajinan binaan kami,” terangnya.

Adapun Pameran Ambiente adalah salah satu pameran dagang terbesar di dunia untuk sektor barang konsumen sekaligus ajang temu bisnis bagi para pelaku industri di sektor interior decoration, gifts & premiums, table dan dinning ware. Pada tahun 2025, pameran ini diikuti oleh 3.988 peserta pameran termasuk 48 peserta dari Indonesia.

“Ditjen IKMA juga terus melakukan pengawasan dan monitoring kepada para pelaku IKM penerima fasilitasi pameran dan pendampingan, salah satunya dalam bentuk keberlanjutan dari kegiatan Pameran Ambiente yang dimana IKM CV Palem Craft berhasil mendapatkan buyer baru hingga terjadinya kesepakatan transaksi dan dilaksanakannya pengiriman ekspor produk,” ungkap Budi.

“CV Palem Craft juga telah memiliki berbagai sertifikat seperti ISO 9001:2008, Sertifikat Verifikasi Legalitas Kayu (VLK), Sertifikat Business Social Compliance Inisiative (BSCI), Sertifikat Social Accountability (SAA), Sertifikat Underwriters Laboratories (UL), serta sertifikat lainnya,” terang Budi.

Deddy Effendy selaku owner CV Palem Craft mengungkapkan, produknya yang diekspor mencerminkan harmoni antara desain kontemporer dan warisan lokal menghasilkan berbagai produk dekorasi rumah berbahan ramah lingkungan dan berkelanjutan seperti seperti bambu, batu apung, biji mahoni, rumput rayung, lidi, pisang, serta bahan baku lainnya.

“Beberapa bahan adalah limbah yang jarang digunakan, tetapi dapat kami olah dan kemas menjadi barang dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi,” ucap Deddy.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER