MONITOR, Jakarta – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin, mendorong penguatan inisiatif Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) dalam gerakan beragama berdampak.
Hal ini disampaikan Kamaruddin Amin dalam Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) UIN Mataram di Mataram, Sabtu (22/2/2025). Rapat dihadiri 167 peserta dari seluruh jajaran pimpinan UIN Mataram.
Kamaruddin mengingatkan bahwa Indonesia adalah bangsa besar dengan “mega cultural diversity”. Jika tidak dikelola dengan baik dan benar, itu bisa menjadi potensi konflik dan ketegangan. Dalam hal ini, agama memiliki posisi strategis, serta peran sentral dan fundamental dalam penguatan kerukunan.
“Bergama harus berdampak pada kemaslahatan ummat. Nilai-nilai moral agama menyatu dalam hidup pemeluk setiap agama. Agama tidak boleh jauh dan berjarak dari pemeluknya, Beragama Berdampak,” pesan Kamaruddin.
Sekjen Kemenag menekankan, PTKN, termasuk UIN Mataram, harus menjadi kampus beragama yang berdampak nyata bagi masyarakat sekitar, berperan menciptakan kerukunan, membangun ekonomi ummat, menghilangkan kebodohan dan kemiskinan.
“Intinya, keberadaan kampus harus dirasakan manfaatnya seperti karya ilmiah yang dihasilkan mesti berdampak kepada masyarakat bukan sebatas kebanggaan,” ujarnya.
Kamaruddin melihat masih ada anomaly. Di beberapa kampus, masih dijumpai masyarakat sekitarnya yang tidak berpendidikan, miskin, dan terjadi krisis lingkungan. Seolah keberadaan universitas di tengah masyarakat tidak menjalankan fungsinya.
Sekjen menekankan bahwa kampus harus membangun koneksitas fundamental dengan masyarakat, dunia usaha. dan dunia industri. Dosen dan mahasiswa harus turun langsung ke masyarakat memberikan pembinaan, pencerahan dan solusi yang kongkrit atas permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat.
“Seperti menghidupkan konsep zakat dan waqaf dalam menanggulangi krisis ekonomi yang dimulai dari dosen, mahasiswa, dan masyarakat yang nantinya dapat diinvestasikan melalui instrumen keuangan syariah untuk mendukung beasiswa, penelitian, dan pengembangan kampus,” paparnya.
“Kemudian penerapan eko-teologi (fiqhul bi`ah) sebagai alternatif dalam menanggulangi krisis lingkungan,” sambungnya.
“Perlu ada gerakan menanam satu juta pohon oleh mahasiswa dan alumni, sebagai bentuk komitmen perguruan tinggi keagamaan Islam dalam mendukung keberlanjutan lingkungan,” katanya lagi.
Rektor UIN Mataram yang juga Ketua Forum Rektor PTKIN Indonesia, Masnun, mengaku siap melaksanakan kebijakan Kementerian Agama. Menurutnya, UIN Mataram mengakomodir beragam bentuk tradisi dan peradaban sebagai kekayaan yang dimiliki Indonesia. Oleh karenanya, UIN Mataram berkomitmen untuk menjadi uswah hasanah.
“Ini sekaligus sebagai motivasi UIN Mataram berupaya menjadi “alladzī bāroknā haulahū” (yang Kami berkahi sekelilingnya) dengan terus memberikan kontribusi di tengah masyarakat yang multikultural,” paparnya.
Hal tersebut diperkuat oleh aspek pengabdian dan pembinaan dari UIN Mataram. Rata-rata dosennya penulis dan penuh list. Artinya dosen selama ini tidak hanya aktif menulis sebagai akademisi, tapi juga aktif turun langsung ke tengah masyarakat sebagai praktisi melaui kegiatan sosial-budaya, pendidikan, da’wah, majlis ta’lim, pondok pesantren, madrasah dan berbagai wadah pengabdian baik di organisasi maupun lembaga masyarakat.
“Sebab kalau tidak berdampak maka bersiaplah tercampak,” tegasnya.
Rektor UIN Mataram juga menjelaskan konsep pendidikan berbasis cinta kepada Allah, Rasulullah, sesama manusia hingga cinta lingkungan. Ia mengungkapkan konsep ini tidak sebatas diskusi tapi sudah diekseskusi oleh UIN Mataram. Selain itu, beragam kegiatan UIN Mataram disampaikan di berbagai platform digital sebagai bentuk pertanggungjawaban publik.