MONITOR, Cirebon – Acara Diskusi Rembuk Wartawan Cirebon dengan tema “Mewujudkan Ketahanan Pangan di Daerah” yang di gelar di Aula Wangsakerta Gedung Balaikota Cirebon, Rabu, 19 Februari 2025. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi insan pers untuk melakukan evaluasi dan meningkatkan kualitas jurnalistik, serta berkontribusi dalam mendukung pembangunan daerah melalui ketahanan pangan.
Prof Rokhmin Dahuri menyampaikan pentingnya ketahanan pangan dalam mendukung pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Beliau menekankan ketahanan pangan adalah kunci untuk mencapai kemandirian bangsa.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal ketersediaan pangan, namun juga soal distribusi yang merata, keberlanjutan, serta pemberdayaan petani lokal,” ujar Prof Rokhmin Dahuri.
Guru Besar IPB itu mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan, serta memastikan distribusi pangan yang adil dan berkelanjutan. Beliau menekankan pentingnya ketahanan pangan di daerah sebagai bagian dari upaya nasional untuk mencapai swasembada pangan.
Prof Rokhmin mengajak semua pihak, termasuk media, untuk berperan aktif dalam mengawal program ketahanan pangan. Media diharapkan dapat menyuarakan isu-isu terkait ketahanan pangan dan mengedukasi masyarakat.
“Para jurnalis dan media agar terus menjaga integritas dan perannya sebagai pilar demokrasi dalam menjaga keharmonisan dan kemajuan bangsa,” imbuhnya.
Prof Rokhmin menyampaikan fungsi pers amat krusial karena tegaknya demokrasi. Menurut beliau, ada empat pilar utama yang menentukan tegaknya demokrasi:l, yaitu: lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif, dan pers.
“Anda harus benar benar bahagia dan bersyukur karena menjadi salah satu pilar penting dalam membangun bangsa. Karena dari empat pilar salah satunya insan pers,” kata Prof Rokhmin Dahuri
Pers juga berfungsi untuk menggabungkan dan menyuarakan berbagai kepentingan masyarakat. Dalam sebuah demokrasi, penting bagi semua pihak untuk merasa didengar dan diwakili. Pers dapat menjadi saluran yang tepat untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingan rakyat dari berbagai lapisan masyarakat.
“Fungsi ini membantu pemerintah dan pengambil kebijakan memahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat,” kata Dosen Kehormatan Mokpo National University Korea Selatan itu.
Dalam penjelasannya, Prof. Rokhmin juga mengingatkan tantangan yang dihadapi oleh pers di era digital. Teknologi seperti AI (Artificial Intelligence) dan IoT (Internet of Things telah mengubah cara jurnalistik dilakukan. Digital disruption yang terjadi juga memengaruhi cara orang mengakses dan memproduksi informasi, membuat pers harus mampu beradaptasi dengan teknologi baru dan tren digital yang berkembang.
Prof. Rokhmin menekankan bahwa meskipun dunia media terus berubah, fungsi-fungsi dasar pers tetap krusial dalam menjaga keseimbangan informasi, kontrol sosial, dan memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk mencapai kemajuan bangsa.
Prof. Rokhmin Dahuri menekankan bahwa membaca adalah kunci untuk kemajuan individu dan bangsa, terutama dalam konteks produk jurnalistik. Beliau mengingatkan bahwa jika seseorang tidak memiliki kebiasaan membaca, maka mereka akan sulit berkembang.
Dengan kata lain, teknologi canggih seperti AI bisa menjadi alat yang sangat berguna, namun pada akhirnya kecintaan terhadap membaca dan kemampuan manusia untuk menganalisis serta menyimpulkan informasi dengan bijak tetap menjadi faktor utama dalam menciptakan karya jurnalistik yang berkualitas.
“AI mungkin bisa menulis artikel, tetapi hanya manusia yang bisa memberi sentuhan kedalaman pemikiran dan konteks sosial yang tepat,” tegas anggota Dewan Penasihat Ilmiah Internasional Pusat Pengembangan Pesisir dan Laut, Universitas dari Bremen, Jerman itu.
Prof. Rokhmin Dahuri menjelaskan bahwa pers memiliki enam fungsi krusial dalam masyarakat dan demokrasi. Berikut penjelasan rinci mengenai enam fungsi tersebut: Media Informasi yang Akurat dan Aktual, Media Penghubung atau Menjembatani, Sebagai Media Kontrol (Watchdog), Media Pendidikan, Media Hiburan dan Memperjuangkan Keadilan.
Pers harus memiliki peran yang kuat dalam memperjuangkan keadilan, menyuarakan kebenaran, dan menjadi suara bagi yang tertindas. Pers memiliki tanggung jawab dalam memberikan perhatian kepada isu-isu keadilan sosial dan melawan ketidakadilan, sehingga masyarakat dapat lebih memahami dan menuntut hak-hak mereka.
Dalam menghadapi perubahan zaman, termasuk disruptif teknologi, robotik, dan digital seperti AI dan IoT, pers dituntut untuk bertahan hidup dan tetap relevan dalam penggunaan jurnalistik.
Prof. Rokhmin Dahuri mengajak insan pers untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut dengan integritas dan dedikasi tinggi demi kemajuan bangsa dan negara.
Dengan menjalankan keenam fungsi tersebut, pers membantu membangun masyarakat yang lebih baik, lebih sadar, dan lebih aktif dalam kehidupan demokrasi.
“Disamping itu para insan pers untuk terus menjalankan fungsi-fungsi ini dengan integritas dan dedikasi tinggi demi kemajuan bangsa dan negara,” tegasnya.
Acara ini dihadiri oleh Ketua PWI Jabar, Hilman Hidayat; Pj Walikota Cirebon, Agus Mulyadi; dan Ketua PWI Kota Cirebon, M. Alif Santosa, termasuk anggota DPR RI, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS yang menjadi keynote speaker pada acara tersebut.