Rabu, 5 Februari, 2025

Kuwu Cirebon Keluhkan Kiamat Tambak di Pantai Utara, Prof Rokhmin Komitmen Cari Solusi

MONITOR, Cirebon – Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, menyerap seluruh aspirasi para kuwu dalam reses masa persidangan ke-1 tahun sidang 2024-2025 di tanah kelahirannya di kawasan Desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Pada Rabu, 11 Desember 2024.

Prof. Rokhmin Dahuri menemui sejumlah kuwu di wilayah Cirebon timur terutama yang bersinggungan dengan jalur pantura Kabupaten Cirebon. Pada kesempatan itu, Para kuwu  mengadukan berbagai masalah, termasuk kondisi lahan pertanian yang kurang subur, tambak yang membutuhkan perbaikan, pantai yang mengalami kerusakan, alat tangkap yang usang, serta hasil tangkapan nelayan yang menurun.

Kuwu Melakasari dan Sochibi mengungkapkan bahwa kondisi tambak di sepanjang jalur pantura sudah tidak dapat diandalkan. Mereka menyebut kondisi tambak tersebut sebagai “kiamat tambak” karena banyak tambak mengalami kerusakan akibat rob, abrasi, dan masalah lainnya. “Sebab, ada ratusan hektare tambak di sepanjang pantura terbengkalai akibat rob, abrasi, dan masalah lainnya,” kata Sochibi.

Hal ini, katanya, menyebabkan tambak tidak lagi dapat digunakan sebagai mata pencaharian nelayan untuk budidaya udang dan bandeng. Sementara itu kuwu dari daerah Kecamatan Pabedilan menyampaikan keluhannya. Ia mengaku, petani membutuhkan traktor dan alat modern lainnya untuk mempercepat kerja menggarap sawah dan saat panen. Kemudian juga soal saluran air yang tidak berfungsi sehingga menimbulkan banjir.

- Advertisement -

Menanggapi keluhan tersebut, Prof. Rokhmin Dahuri yang juga Menteri Kelautan dan Perikanan tahun 2001-2004, berkomitmen dalam memberikan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi nelayan dan petani dan berupaya membangkitkan kejayaan Cirebon sebagai daerah maritim. Beliau juga meminta masyarakat untuk bangga menjadi nelayan dan petani. 


Ia menandaskan tidak akan membiarkan masalah yang sedang dihadapi nelayan, petani dan seluruh rakyat kecil. “Soal tambak merupakan masalah di sepanjang pantai utara. Banyak tambak tergerus imbas dari peningkatan permukaan air laut. Solusinya, apakah nanti dengan break water atau apa, akan dikaji dulu. Agar, solusi yang diberikan benar-benar tepat,” tegasnya.

Prof. Rokhmin Dahuri, menyoroti masalah sedimentasi yang tinggi di muara sungai di kawasan Kecamatan Gebang. Sedimentasi ini menyebabkan pendangkalan sungai, yang berdampak negatif pada aliran air dan lingkungan sekitar.  Hal ini juga mempengaruhi hasil tangkapan nelayan dan kondisi tambak di wilayah tersebut. “Normalisasi sungai dan muara di Cirebon itu yang utama. Dulu itu, ketika saya kecil, naik perahu dari muara ke laut setengah jam tapi sekarang bisa 8 jam,” tambahnya.

Ketua Dewan Pakar Masyarakat Perikanan Nusantara ( MPN ) itu menyayangkan tingkat pencemaran laut yang begitu tinggi hingga membuat hasil tangkap nelayan menurun. “Itu PR kita bersama, bagaimana membuat laut bersih tidak tercemar limbah,” katanya. 

Prof. Rokhmin Dahuri berkomitmen untuk mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini. “Termasuk normalisasi sungai dan upaya untuk menjaga kebersihan laut agar tidak tercemar limbah,” tegasnya.

Untuk itu, ia telah menugaskan sejumlah koordinator desa untuk mencatat seluruh keluhan warga agar disampaikan kepadanya yang ditindaklanjuti dalam bentuk program.

Prof Rokhmin Dahuri juga akan melibatkan berbagai tenaga ahli untuk melakukan kajian, untuk memberikan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi nelayan, seperti banyak tambak rusak, “Sehingga solusi yang diberikan benar-benar tepat. Karena, keluhan soal tambak tidak hanya di Cirebon termasuk berbagai daerah di Indonesia,” ujar Ketua Dulur Cirebonan itu.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER