MONITOR, Jakarta – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MSc memberikan Kuliah Umum bertema “Membangun Generasi Muda Berwawasan Indonesia Emas 2045” di Audit Lt. 8 Gedung M Kampus 1 Universitas Tarumanegara (UNTAR) Jakarta, Rabu (11/09/ 2024).
Dalam paparannya, Eks Menteri Kelautan dan Perikanan itu memberkan berbagai hal penting dalam konteks pembangunan nasional diantaranya Modal Dasar Indonesia Untuk Menjadi Bangsa Maju, Adil-Makmur, Dan Berdaulat, Status Dan Permasalahan Pembangunan Indonesia, Kondisi Perekonomian Indonesia Terkini, Penyebab Ketertinggalan Indonesia, Key Global Trends Yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi Dan Kehidupan Manusia Di Abad-21, Peta Jalan Pembangunan Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045, Dan Positioning Mahasiswa Dan Alumni Untar Yang Sukses Dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045 Di Era Dunia Vuca.
Prof Rokhmin menyampaikan perguruan tinggi memegang peran yang paling sentral dan strategis dalam membangun SDM unggul dan kapasitas inovasi bangsa Indonesia. Disamping itu, ia mengingatkan civitas akademika Universitas Tarumanagara (UNTAR) untuk tidak melupakan jati diri bangsa dan nilai-nilai kebangsaan yang menjadi landasan kokoh menuju Indonesia Emas 2045.
“Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi bangsa yang maju dan berdaulat. Dengan populasi 281,6 juta jiwa dan kelas menengah yang terus tumbuh, Indonesia berada di ambang bonus demografi yang bisa menjadi mesin penggerak ekonomi jika dikelola dengan baik,” ujar Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) tersebut.
Ketua Dewan Pakar Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN) itu menuturkan bahwa kemajuan ini hanya bisa dicapai jika nilai-nilai kebangsaan tetap menjadi landasan dalam setiap langkah pembangunan dimana Perguruan tinggi harus berperan aktif dalam menanamkan nilai-nilai ini, terutama di tengah era polycrisis dunia. ‘Perguruan Tinggi harus berperan aktif dalam menghasilkan lulusan yang unggul, hasil penelitian (invensi dan inovasi) yang berguna bagi pembangunan ekonomi dan kehidupan bangsa Indonesia serta umat manusia, dan perbaikan dan pengembangan kapasitas, etos kerja, dan akhlak masyarakat dan aparat pemerintah (ASN),’ tuturnya.
Perguruan Tinggi, jelas Ketua Dewan Pakar Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (ASPEKSINDO) itu harus mampu menghasilkan lulusan (alumni) yang sukses dan hidup bahagia di dunia serta akhirat kelak yakni alumni yang mampu menciptakan lapangan kerja atau bekerja dengan pihak lain, yang menghasilkan barang dan jasa (goods and services) yang berdaya saing tinggi, menghasilkan keuntungan (upah, gaji, salary) yang mensejahterakan dirinya dan pegawai lainnya secara berkelanjutan.
“Pekerjaan dan kiprah kehidupan para alumni yang sukses juga turut bekontribusi signifikan dalam mewujudkan Indonesia Emas, paling lambat pada 2045; dan mewujudkan dunia yang lebih baik dan berkelanjutan, ‘a better and sustainable world’. Alumni yang sukses dan bahagia hidup di dunia dan akhirat adalah mereka yang memilik Iman dan Taqwa (IMTAQ) yang kokoh dan dipraktekkan dalam kehidupan keseharian, menurut agama masing-masing,” jelas Member of International Scientific Advisory Board of Center for Coastal and Ocean Development, University of Bremen, Germany tersebut.
Pada kesempatan itu juga Prof. Rokhmin Dahuri mengingatkan positioning mahasiswa dan alumni UNTAR dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 di era dunia VUCA. Menurutnya, kondisi Pendidikan Tinggi di Indonesia sedang tidak baik-baik saja dimana dari 104 Perguruan Tinggi (PT) yang mendapatkan status akreditasi institusi unggul dari BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi), tidak ada satupun yang masuk dalam jajaran 100 besar (terbaik) PT berkelas dunia (World Class University) versi QS World University Ranking (WUR) maupun Times Higher Education (THE).
Adapun terkait dengan karakter alumni peguruan tinggi (PT) yang dibutuhkan di abad-21 yang penuh dengan ketidakpastian, dan insya Allah hidupnya sukses serta bahagia terang Duta Besar Kehormatan Jeju Islands dan Busan Metropolitan City Korea Selatan ituadalah mereka yang memiliki 8 karakter yaitu: Kompeten pada bidang IPTEK yang ditempuh selama pendidikannya, Memiliki kemampuan analisis, sintesis, kritis, kreatif, inovatif, dan problem solving (memecahkan masalah), Menguasai dan terampil teknologi digital.
Selain itu karakter lainnya adalah memiliki soft skills seperti dapat memelihara dan memompa motivasi diri, adaptive (cepat belajar dan menyesuaikan diri dengan hal baru), agile (gesit, cekatan), bisa bekerja sama, teamwork, disiplin, entrepreneurship, dan leadership. Penguasaan salah satu bahasa asing juga menjadi modal penting.
“Menguasai sedikitnya satu bahasa asing seperti Inggris, Arab, atau Mandarin. Berakhlak mulia termasuk jujur, amanah, fathonah (cerdas dan visioner), tabligh, berempati, menyayangi sesama makhluk Tuhan YME, sabar, dan bersyukur. Dan, beriman dan takwa kepada Tuhan YME menurut agama masing-masing,” tegas Anggota DPR-RI Terpilih 2024-2029 itu.