MONITOR, Jakarta – Inspektur Jenderal Kementerian Agama, Faisal Ali Hasyim memberikan arahan dalam pembukaan Focus Group Discussion (FGD) Penguatan Satuan Pengawas Intern (SPI) pada Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) yang diselenggarakan di UIN Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung. FGD mengusung tema Penguatan SPI PTKN dalam Pemberantasan Korupsi, yang merupakan salah satu program kerja Forum SPI PTKN untuk memperkuat integritas personil SPI.
Irjen Faisal dalam arahannya menyampaikan terdapat tiga peran besar SPI yang harus diwujudkan, Pertama, yakni peran dalam memberikan keyakinan terhadap pencapaian tujuan organisasi secara efektif, efisien, dan ekonomis. “Kedua, SPI harus dapat memberikan sistem peringatan dini (early warning system) untuk mengidentifikasi potensi risiko dalam kebijakan rektor atau dekan,”tegasnya di Tulungagung, Selasa (4/9/2024).
Sedangkan, peran ketiga menurut Irjen Faisal, SPI harus mampu mendorong penerapan Governance, Risk Management, and Compliance (GRC) di institusi pendidikan.
Irjen Faisal juga kembali menyampaikan bahwa SPI ke depannya akan menjadi perpanjangan tangan Irjen untuk melaksanakan dua tugas khusus, yaitu memantau pelaksanaan pembangunan proyek bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan Pakta Integritas Komitmen Kinerja (PIKK). Karenanya, Irjen Faisal berharap Sumber Daya Manusia (SDM) SPI harus unggul dan kompeten serta memiliki sikap independen.
Irjen Faisal mengumpamakan bahwa, salah satu tugas utama SPI adalah mengungkapkan kebenaran meskipun terasa pahit. Menurutnya, hal ini seringkali sulit dilakukan karena menyampaikan informasi yang tidak menyenangkan memerlukan keberanian dan keteguhan hati.
“Tugas SPI itu salah satunya mengatakan yang benar walapun pahit. itu memang sulit, kita ibarat dokter yang memberikan resep yang sesuai dengan penyakit yang ditemukan dari pemeriksaan. Resep itu adalah rekomendasi, jadi sehat atau tidaknya sebuah organisasi bergantung pada seberapa baik resep tersebut, serta apakah pasien atau pihak yang terkait mau mengikuti saran yang diberikan,” ujarnya.
Irjen Faisal berharap SPI bekerja menyukseskan komitmen pimpinan untuk perbaikan birokrasi kampus. “Hal ini menunjukkan pentingnya kerjasama dan tanggung jawab dalam menjalankan rekomendasi SPI untuk mencapai hasil yang lebih baik,” pungkasnya.
Kehadiran Irjen Faisal pada agenda ini, sekaligus menjadi bukti komitmen Itjen Kemenag dalam mengawal penguatan SPI di PTKN. Rektor UIN SATU Tulungagung, Abdul Aziz dan Para Pejabat turut serta mengikuti acara pembukaan FGD tersbut. Dalam sambutannya, Abdul Aziz mengungkapkan rasa bangganya atas terselenggaranya forum SPI PTKN, yang merupakan Forum Nasional. Terlebih acara ini dihadiri oleh Inspektur Jenderal Kementerian Agama, yang merupakan motivator bagi Abdul Aziz sebagai seorang birokrat.
“Saya banyak belajar dari Pak Irjen, mengenai tata kelola, manajemen risiko, dan berbagai hal dalam penegakkan integritas. Maka sudah semestinya pada kegiatan FGD kali ini kita mendengarkan dan mengharapkan petuah serta berkah ilmu dari Pak Irjen untuk memperkuat SPI kedepannya.” papar Abdul Aziz.
Hadir dalam kegiatan tersebut para kepala dan anggota SPI PTKN termasuk diantaranya SPI PTKN Pilot Project Penguatan Kapabilitas SPI, yang tahun ini sudah mencapai 22 PTKN yang dilaksanakan antara 3 s.d 5 September 2024.