Senin, 25 November, 2024

Beri Kuliah Umum, Prof Rokhmin bekali Alumni Universitas Andalas Kiat hadapi Tantangan Global

MONITOR, Padang – Pakar Kemaritiman yang juga Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Univesity, Prof Dr Rokhmin Dahuri MS memberikan kuliah umum di Universitas Andalas (Unand), Kota Padang, Sumatera Barat pada Jum’at (30/8/2024). Dalam paparannya, pakar kemaritiman itu mengajak para alumni Unand menyiapkan diri menghadapi tantangan pembangunan nasional dan dinamika global.

Kata kuncinya kalau kita ingin sukses ada tiga kiat kehidupan yang pertama jadilah yang terbaik, kedua, bangunlah silaturahim (networking) jangan ada iri dengki, yang ketiga adalah apapun agama kita kalau kita islam bertaqwalah taat dan patuh pada Allah Tuhan yang maha esa, ujarnya.

Pada kesempatan tersebut ia juga mengingatkan sebagai warga negara yang baik harus berpikir bahwa kesusksesan yang diraih tidak hanya untuk diri pribadi tapi juga dapat dinikmati oleh seluruh elemen bangsa sehingga Indonesia menjadi negara yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur atau Indonesia Emas 2045.

“Kalau kita ingin berhasil sebagai alumni kita harus tahu persis apa sebenarnya yang akan direncanakan untuk pembangunan Indonesia dengan itu kita bisa memetakan apa sih pekerjaan yang dibutuhkan dan dikembangkan oleh Indonesia dan dunia,” katanya.

- Advertisement -

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Gotong Royong itu menyebut Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi bangsa yang maju dan berdaulat. Dengan populasi 281,6 juta jiwa dan kelas menengah yang terus tumbuh, Indonesia juga berada di ambang bonus demografi yang bisa menjadi mesin penggerak perekonomian, indonesia juga menjadi negara yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia juga terletak dijantung perdagangan global dimana 45 persen itu melalui alur laut kepulauan Indonesia.

Sementara itu, kondisi perekonomian Indonesia menghadapi berbagai masalah diantaranya Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 hanya 5,05% lebih rendah dari pada 2022 sebesar 5,31% (BPS, 2024). Pertumbuhan ekonomi pada 2024 dan 2025 diperkirakan sekitar 4,9% (Bank Dunia, 2024).

“Tren penurunan pertumbuhan ekonomi itu disebabkan baik oleh faktor-faktor domestik (kenaikan harga barang pokok khususnya beras dan komoditas pangan utama lainnya, penurunan daya beli masyarakat, penurunan jumlah kelas menengah, deindustrialisasi, rendahnya daya saing, dan PHK) maupun oleh faktor- faktor eksternal (Perubahan Iklim Global dan ketegangan geopolitik) yang mengakibatkan terganggunya investasi dan ekspor Indonesia,” terangnya.

Persoalan lainnya menurut Prof Rokhmin adalah utang pemerintah yang sangat besar dan terus meningkat dan berpotensi membahayakan perekonomian Indonesia. Tingkat utang pemerintah dan swasta yang semakin besar dapat mengikis kepercayaan para investor untuk berinvestasi di Indonesia.

Beban anggaran APBN untuk membayar cicilan pokok dan bunga utang Indonesia meningkat siginifikan dalam 10 tahun terakhir (Dua Periode Pemerintahan Presiden Jokowi). Mengutip Kemenkeu, 2024 beban pembayaran bunga utang (diluar pokok utang) dalam APBN 2024 sebesar Rp 497,3 trilyun. Angka ini nyaris menyamai dengan jumlah defisit APBN (proyeksi belanja negara yang akan dibiayai dengan utang) sebesar Rp 522,8 trilyun. Total utang RI saat ini Rp 8.444 trilyun.

“Kondisi perekonomian Indonesia saat ini juga dihadapkan pada penuruan kelas menengah. Pada 2019 jumlah kelas menengah di Indonesia mencapai 57,33 juta orang (21,45% total penduduk). Lalu, pada 2024 hanya tersisa menjadi 47,85 juta (17,13%). Artinya ada sebanyak 9,48 juta warga kelas menengah yang turun kelas,” ungkapnya.

Transformasi Struktural Ekonomi

Menurut Prof Rokhmin ada 3 kecenderungan global yang mempengaruhi, jumlah penduduk meningkat, akhlak kecenderungan manusia yang merusak lingkungan serakah, hedon, hegemonic, kecenderungan ketiga mengenai disrupsi teknologi. Dari ketiga kecenderungan permintaan meningkat, kerusakan iklim, geopolitik.

“Kecenderungan global diatas mengakibatkan kehidupan dunia bersifat VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, and Ambiguous), bergejolak, tidak menentu, rumit, dan membingungkan (Radjou and Prabhu, 2015),” ujarnya.

Atas dasar permasalah diatas, maka kebijakan dan program pembangunan yang harus dilakukan khususnya dibidang ekonomi adalah Transformasi Struktural Ekonomi meliputi (1) realokasi faktor produktif dari pertanian tradisional menuju pertanian modern, industri manufaktur, dan jasa; (2) realokasi faktor-faktor produktif tersebut di antara kegiatan sektor manufaktur dan jasa; (3) pergeseran faktor produktif dari sektor dengan produktivitas rendah hingga tinggi; Dan (4) membangun kapasitas bangsa untuk melakukan diversifikasi nasional struktur produksi yaitu untuk menghasilkan ekonomi baru kegiatan, untuk memperkuat hubungan ekonomi dalam negeri, dan membangun teknologi dan inovasi dalam negeri kemampuan.

Positioning Alumni Unand

Ketika sudah selesai masa studi, mahasiswa termasuk alumni Unand, ujar Prof Rokhmin akan dihadapkan pada dua pilihan yakni ingin bekerja atau menciptakan kerja, namun dirinya berharap para alumni dapat lebih banyak menjadi entrepreneur atau menjadi pengusaha sehingga banyak menciptakan lapangan kerja.

Menurut Prof Rokhmin ada 12 (duabelas) kelompok IPTEK, keterampilan (skills), dan keahlian (expertise) yang dibutuhkan di abad-21 ini antara lain: Pertama, Teknologi dan Manajemen untuk memproduksi produk dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan dasar manusia: pangan, sandang, rumah, kesehatan, pendidikan, dan rekreasi (wisata). Kedua, Pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier manusia: peralatan rumah tangga, komputer, kendaraan, dll..

Ketiga, Pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, jaringan listrik, gas, dan Telkom. Keempat, Transportasi, komunikasi, dan konektivitas digital. Kelima,  Pertahanan dan keamanan, termasuk industri pertahanan.

Keenam,  Eksplorasi, produksi, pengolahan, dan distribusi mineral dan bahan tambang. Ketujuh, Eksplorasi, produksi, pengolahan, dan distribusi berbagai jenis energi terbarukan dan tidak terbarukan. Kedelapan,  Teknologi dan manajemen lingkungan untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Kesembilan, Mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim dan bencana alam lainnya. Kesepuluh, Teknologi Industry 4.0 dan Society 5.0 seperti IoT. Kesebelas, Manajemen ekonomi, investasi, bisnis, dan perdagangan. Keduabelas, Ilmu-ilmu dasar yang mendukung pengembangan kesebelas kelompok IPTEK terapan.

Selain itu, ada 8 yang dibutuhkan di Abad-21, antara lain: 1. Kompeten pada bidang IPTEK yang ditempuh selama pendidikannya, 2. Memiliki kemampuan analisis, sintesis, kritis, kreatif, inovatif, dan problem solving, 3. Menguasai dan terampil teknologi digital, 4. Memiliki soft skills : memompa motivasi diri, bisa bekerjasama, teamwork, disiplin, dan leadership), 5. Menguasai sedikitnya satu bahasa asing, 6. Berakhlak mulia (jujur, amanah, fathonah/visioner, tabligh, berempati, kanaah, sabar, dan bersyukur), 7. Beriman dan taqwa kepada Tuhan YME menurut agama masing-masing, dan 8. Hidup harmonis penuh kedamaian dengan sesama insan.

“Intinya adalah bagaimana membangun kreatifitas dan inovasi, karena jika kita kreatif dan inovatif maka apapun tantangannya dapat menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menuju sukses,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER