MONITOR, Jakarta – Penyuluh Agama Islam (PAI) ikut berperan penting dalam meningkatkan indeks toleransi di wilayahnya. Salah satu dari PAI tersebut adalah Syarif Hidayatullah, penyuluh dari Kota Semarang yang membawa daerahnya menempati peringkat kelima Indeks Kota Toleran (IKT), Setara Institute 2023.
“Kami diundang oleh Setara Institute sebagai 10 besar, peraih nilai indeks tertinggi dari 94 kota. Spesialnya, pada tahun ini, juga ada pemberian penghargaan Kepemimpinan Toleransi Terbaik, Penyusun Regulasi Toleransi Terbaik, dan Kabupaten Perintis Pengukuran Indeks Toleransi Mandiri,” ungkap Syarif di Jakarta, Jumat (12/7/2024).
Syarif menuturkan, naiknya Kota Semarang ke peringkat kelima tidak lepas dari peran penyuluh agama dan masyarakat binaan penyuluh. Keberhasilan tersebut, selain dari penguatan bina damai di masyarakat, juga berasal dari keberhasilan membentuk Kampung Moderasi Beragama (KMB) di dua kelurahan.
“Saat acara penghargaan Desember lalu, narasi yang disampaikan oleh Setara Institute disebutkan bahwa salah satu indikatornya adalah terbentuknya KMB, ada kepastian tidak adanya hambatan saat mengurus legalitas formal rumah ibadah, adanya akselerasi dalam menyemai moderasi beragama dan wawasan kebangsaan pada tingkat kelurahan, serta akselerasi seluruh elemen masyarakat untuk menumbuhkan kenyamanan dan kebebasan hak untuk beribadah,” ujar Syarif.
Syarif juga memaparkan sejumlah upaya yang dilakukan untuk menaikkan Indeks Kota Toleran Semarang, di antaranya adalah mengawal kaji ulang konsep regulasi perlindungan rumah ibadah yang sudah dibangun sebelum terbitnya Peraturan Bersama Menteri Agama dan Dalam Negeri (PBM). Melalui hal tersebut, prosedur persetujuan yang awalnya membutuhkan persetujuan 60 orang menjadi hanya lima orang.
“Kita mengonsep regulasi untuk melindungi rumah ibadah yang sudah dibangun sebelum terbitnya PBM agar ada perlakuan berbeda, sehingga terbitlah Perwal No. 46 tahun 2021 pada 14 Juli 2021. Artinya, prosedurnya dipermudah, hanya 5 orang dukungan dari tokoh agama dan masyarakat saja, bukan 60 orang. Efeknya dalam 6 bulan pertama pengajuan rekomendasi melonjak 2000%, dan ini dianggap oleh Setara Insitute sebagai jaminan legalitas formal rumah ibadat,” ucap Syarif
Selain itu, Syarif juga melaksanakan program BENJAMIN (Bina Eks Napiter Menjadi Agen Moderasi Beragama Cinta NKRI) dengan dampak selama dua tahun yaitu 2022 dan 2023 zero aksi intoleran di Kota Semarang. Selain itu, generasi muda juga dibentengi dari radikalisme.
Syarif mengungkapkan, penyuluh di daerah mana pun dapat ikut berkontribusi meningkatkan Indeks Kota Toleran daerahnya. Menurutnya, para penyuluh harus mampu membaur dengan semua kelompok keagamaan di daerahnya. Tidak hanya itu, penyuluh juga harus memiliki pola pikir yang terbuka, dan memahami konsep Hak Asasi Manusia serta Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan.
“Penyuluh harus aktif memahami cara kerja administrasi serta organisasi kelompok keagamaan, dan menjalin hubungan kelompok di daerahnya, entah itu ekstrem kanan atau kiri. Dengan menjalin kedua ekstrem tersebut, kita bisa mengetahui posisi moderat, mengetahui batasan sikap, cara pandang dan praktik keagamaan,” pungkas Syarif.