Jumat, 20 September, 2024

Petugas Kesehatan Bentuk Klinik Satelit untuk Layani Jemaah Haji

MONITOR, Jakarta – Melayani tamu Allah dengan sepenuh hati menjadi pedoman bagi dr. Kharisma dalam menjalankan tugasnya sebagai Tim Kesehatan Haji untuk kloter 61 Embarkasi Solo (SOC-61). Bersama beberapa rekannya, Kharisma berbagi pengalaman menjadi petugas kesehatan di Tanah Suci.

dr. Kharisma tiba di Makkah pada gelombang II kedatangan di Arab Saudi. Begitu sampai di hotel, dr Kharisma bersama rekannya langsung menjalankan tugasnya melayani kesehatan jemaah haji. “Begitu pertama kali tiba di Makkah, kami langsung menangani jemaah haji yang dimensia. Beliau minta pulang naik becak,” ceritanya ketika ditemui saat penyambutan pemulangan jemaah haji kloter 61 SOC di Gedung Muzdalifah Asrama Haji Donohudan, Rabu (10/7/2024).

Kharisma pun dengan telaten mendampingi jemaah dimensia tersebut. “Alhamdulillah setelah tiga hari berjalan, kondisi jemaah tersebut sudah normal dan sudah bisa beribadah,” kata Kharisma.

Dalam melayani jemaah,dr Kharisma bersama tim kesehatan lainnya membentuk klinik satelit. Petugas kesehatan ini harus siap siaga di klinik satelit. Mereka melayani jemaah haji dari seluruh kloter di sektor tersebut. “Walaupun jemaah haji dari kloter lain tetap kita layani, kita tidak boleh menolak,” katanya.

- Advertisement -

Karena merupakan ibadah fisik, dr Kharisma dan rekan-rekannya sering menerima konsultasi tentang kesehatan jemaah. Untuk melayani konsultasi ini, Kharisma dan kawan-kawannya membuka lapak khusus untuk konsultasi kloter 61 SOC di masing-masing lantai. “Lewat lapak itu, mereka pun bebas berkonsultasi menyampaikan keluhan-keluhan mereka tanpa rasa malu. Semua kita layani, dan tidak membeda-bedakan jemaah,” kata Kharisma.

Siaga Setelah Armuzna

Sementara bagi yang memiliki keterbatasan gerak, pihaknya berinisiatif untuk melakukan visitasi ke kamar jemaah guna mengecek kesehatan jemaah. Visitasi ini terutama digencarkan setelah ibadah di Arafah, Muzdalifah,dan Mina (Armuzna).

Kharisma mengungkapkan, setelah Armuzna, jemaah haji kerapkali lengah dengan kondisi kesehatannya. “Pasca Armuzna kita tetap buka lapak layanan. Karena kegawatan kerap terjadi pasca Armuzna, seperti kelelahan, dehidrasi, dan lainnya,” kata Kharisma.

Dalam melayani jemaah, berbagai pengalaman seru tentu dialami oleh wanita berkacamata ini. Kharisma mengaku, tantangan melayani jemaah haji adalah sering tidak puas dengan satu tenaga kesehatan. “Jemaah haji itu bermacam-macam, ada yang sudah diperiksa oleh satu petugas tapi merasa kurang. Minta diperiksa petugas satu lagi. Mau tidak mau ya kita layani,” ujarnya.

Untuk menjaga kondisi jemaah haji tetap fit, Kharisma selalu mengingatkan jemaah untuk sering-sering minum air putih. “Kita buat juga Gerakan minum oralit dan senam bersama. Supaya tubuh selalu bugar,” kata Kharisma.

Terakhir, atas semua fasilitas yang diupayakan oleh Kementerian Agama, pihaknya menyampaikan terima kasih. “Kami sampaikan terima kasih kepada Kementerian Agama yang sudah menata penyelenggaraan haji sedemikian rupa. Semua tertata rapi, dari Embarkasi hingga daerah kerja. Layanan transportasi, akomodasi dan konsumsi sangat memuaskan,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER