MONITOR, Bogor – Bertempat di kediaman Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2001-2004, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS, di Perumahan Villa Indah Padjadjaran, Bogor, Jawa Barat, sejumlah tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Korwil Bogor menggelar buka puasa bersama, Jumat (15/3).
Di antara para tokoh ICMI dan KAHMI Bogor yang hadir adalah Prof. Dr. Arif Satria (Ketum ICMI Pusat dan Rektor IPB University), Letjen TNI (Purn) Ediwan Prabowo (Sekjen Kementerian Pertahanan periode 2004-2009), MS Kaban (Menteri Kehutanan periode 2004-2009), Prof. Ernan Rustiadi, Rizal Damanik (Deputi BKKBN), Presidium KAHMI Dr Arif Satria dan lain-lain.
Tausiyah Ramadhan oleh Prof. Dr. KH. Syafi’I Antonio dengan imam Shalat Magrib, Isya dan Tarawih Al Hafidz Sheiikh Nidal Kamal Salim Abu Ajwa, MA dari Palestina, Alumnus S2 Universitas Al Azhar, Mesir.
Sebagai tuan rumah, Prof. Rokhmin Dahuri mengaku sangat berbahagia bisa bersilaturahim dengan sesama aktivis ICMI dan KAHMI. “Yang paling utama saya bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan kita semua yang menurunkan pedoman hidup yang paling sempurna yaitu Alquran dan Alhadits, dan kita juga bersyukur atas nikmat Iman dan Islam, istiqomah dengan senantiasa diberikan jalan untuk bertakwa kepadaNya,” ungkapnya penuh syukur.
Selanjutnya, Prof. Rokhmin juga merasa tersanjung diberikan kepercayaan menjadi tuan rumah. Dia juga berharap dengan shalat berjamaah iman dan takwa kita makin meningkat. “Takwa itu bukan hanya artinya fasip yaitu menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi larangannya tetapi juga ada makna aktif yaitu makna nahi munkar,” kata Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University itu.
Prof. Rizal Damanik, dari panitia menyampaikan, minimal seluruh anggota berjumpa setahun sekali. “Alhamdulillah berkat kegiatan yang mulia ini. Dan sudah berjalan selama puluhan tahun. Saya mengikuti kegiatan ini sejak 1985 ketika menjadi mahasiswa ITB,” terangnya.
Menurutnya dengan memperpanjang silaturahmi rezeki kita akan bertambah, umur yang barokah dan banyak prestasi yang diraih oleh anggota ICMI dan KAHMI Bogor. “Kami mengucapkan terima kasih kepada kanda Prof. Rokhmin Dahuri atas kelapangan rezeki, dan kelapangan hati menerima kami, muda-mudahan akang sehat, bertambah rezeki selalu dalam bimbingan dan perlindungan Allah SWT,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. Arif Satria mengatakan transformasi diri dalam konteks puasa pada ujungnya bisa menciptakan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (sebuah negeri yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya). “Konteksnya adalah konteks ekonomi, kemudian kesejahteraan pada akhirnya baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” terangnya.
Mengapa? Prof. Arif Satria menjelaskan dalam kacamata sosiologi berbicara interaksi. Dalam bulan puasa dalam konteks interaksi sosial derajat trust orang itu meningkat. Karena kita tahu teman kita tidak mungkin bohong, tidak mungkin melukai kita, tidak mungkin berghibah kepada kita, tidak mungkin menyakiti kita, tidak mungkin menipu kita. Karena kita percaya orang yang berpuasa itu dalam proses untuk pengendalian diri.
“Oleh karena itu trust yang terbangun dalam bulan puasa itu merupakan sebuah modal yang sangat penting, karena dalam teori Francis Fukuyama (1995) dalam buku Trust : The Social Virtues and The Creations of Prosperity menyatakan bahwa mengatakan salah satu ciri maju nya ekonomi sebuah bangsa karena adanya interaksi. Masyarakat dengan saling percaya diri dibangun karena integritas. Integritas dibangun karena kejujuran,” jelas Prof. Arif Satria.
Dari hasil penelitian, paparnya, faktor sukses adalah pertama, kejujuran. Kedua, kedisplinan. Ketiga, hubungan baik. “Contohnya Pak Rokhmin sukses karena orangnya ramah, itu lebih penting daripada IQ kita 150. Daripada lulus dari perguruan terbaik di dunia, lebih baik dari etika kita. Etika kita urutan ke 30 dari faktor sukses,” tuturnya.
Tapi yang keempat, lanjutnya, dukungan dari pasangan hidup yang menjadi faktor sangat penting untuk sukses. Menurutnya, banyak ketika menyeleksi orang medsos pasangannya. Lembaga-lembaga yang menginvestigasi pasangannya bagaimana. “Saya tiga kali jadi panelis pasangan capres ada satu kalo orang yang sudah ditunjuk sebagai capres tiba-tiba dibatalkan oleh KPU karena pasangannya,” ungkapnya.
Menurutnya, orang yang memiliki sifat siddiq (jujur) kemudian menjadi orang diperacaya (al Amin) hingga pada akhirnya masyarkat saling percaya. Contohnya di Jepang, jika dompet hilang tidak perlu khawatir, beberapa menit ketemu. Jadi, hidup dengan masyarakat yang saling percaya itu, sangat nyaman sekali
Orang-orang yang memiliki high society biasanya memiliki sifat baik karena silaturahmi nya berbasis pada saling percaya. Silaturahmi itu kemudian berbuah pada kolaborasi. Ada kolaborasi yang sifatrnya transaksional, ada kolaborasi yang sifatnya substansial. Kalau kolaborasi yang transaksional karena hidup dengan prasangka, dalam pikirannya karena mengambil untung paling besar. Karena tidak saling percaya.
Tetapi ketika kita bernegosiasi dengan orang yang dipercaya , dia yakin bahwa orang yang dinegosiasi itu orang pasti memikirkan keuntungan untuk kita. Jadi, dari integrity menjadi silaturahmi lalu berkolaborasi. Nah, kolaborasi inilah yang akan menjadi pilar bagi banyaknya inovasi-inovasi. “Karena inovasi yang lahir hari ini tidak mungkin hanya dari proses individu, tetapi dari kerjasama. Tidak saat ini inovasi berasal dari sendiri, semua butuh kolaborasi,” ujarnya.