MONITOR, Jakarta – Indonesia dan Jepang telah menjadi mitra yang strategis dalam upaya meningkatkan kerja sama ekonomi yang komprehensif. Kedua negara juga aktif berkolaborasi dalam membangun industri manufaktur yang berdaya saing.
Kinerja perdagangan Indonesia dan Jepang menunjukkan tren peningkatan selama tiga tahun terakhir. Total nilai perdagangan Indonesia-Jepang pada tahun 2022 mencapai USD42,03 miliar, meningkat sebesar 29,25% dari tahun 2021 sebesar USD32,5 miliar. Adapun realisasi investasi dari Jepang pada tahun 2022 sebesar USD3,56 miliar atau meningkat 12,5% dibanding tahun 2022 sebesar USD2,26 miliar.
“Terdapat beberapa kebijakan dan program pemerintah yang menjadi bagian dari kerja sama Indonesia dan Jepang, antara lain percepatan pembangunan berkelanjutan dengan berbasis green economy, green industry, dan green technology, di antaranya dengan mengakselerasi pengembangan Electric Vehicle (EV),” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Masrokhan di Jakarta, Kamis (10/8).
Kepala BPSDMI menyebutkan, terdapat sejumlah kerja sama ekonomi Indonesia dan Jepang, antara lain Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), yang telah selesai proses General Review dan dalam proses finalisasi protokol perubahan.
Selain itu, kerja sama the New Manufacturing Industry Development Center (New MIDEC) yang memiliki dua pilot project, yaitu SME Development for Automotive Industry serta Mold and Dies for Machinery, Automotive and Electronics Industries untuk periode 2023-2028. “Bentuk implementasinya antara lain melalui workshop New Lean Manufacturing for Making Indonesia 4.0 (New LEMMI 4.0), sebagai lanjutan program LEMMI 4.0 yang telah dijalankan pada tahun lalu,” tuturnya.
Dalam sambutannya mewakili Menteri Perindustrian pada Forum Bisnis Indonesia-Jepang beberapa waktu lalu, Masrokhan pun mengemukakan, Indonesia dan Jepang menjalin kerja sama yang cukup intens, termasuk di bidang penerapan teknologi digital atau implementasi industri 4.0. Penerapan kolaborasi di bidang ini meliputi program pelatihan dan pendampingan kepada tenaga kerja industri dan mahasiswa sejak tahun 2021 di Politeknik STMI Kemenperin dan PIDI 4.0, yang juga dikoordinasikan oleh Indonesia-Japan Business Network (IJBNet) dalam program Lean Monozukuri for Making Indonesia 4.0 (LEMMI 4.0).
“Dalam mendukung program Making Indonesia 4.0, IJBNet menjadi local coordinator yang bertugas melakukan pendekatan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di Indonesia, di antaranya Kementerian Perindustrian melalui BPSDMI, ILMATE, PIDI 4.0, serta BRIN, dan pihak industri dalam program Lean Human Resource Development Program,” terangnya.
Kepala BSKJI mengapresiasi kepada IJBNet yang di tahun ini masih berfokus mengembangkan SDM industri melalui program kerja unggulan yang akan dikerjasamakan dengan Jepang. “Karena di era industri 4.0 saat ini SDM industri perlu beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi digital sebagai solusi dan upaya peningkatan daya saing,” imbuh Masrokhan.IJBNet sendiri merupakan sebuah lembaga yang didirikan sejumlah pelaku industri pada tahun 2018 untuk menampung aspirasi dan gagasan para pelaku industri dan para pihak yang terkait dalam meningkatkan hubungan kerja sama bisnis dan teknologi antar kedua negara.