MONITOR, Jakarta – Direktur Eksekutif Trust Indonesia Research and Consulting Azhari Ardinal menyebut persaingan ketat terjadi antara Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo di semua segmentasi pemilih. Meskipun demikian, Azhari menyebut Prabowo Subianto cenderung akan menjadi kuda hitam.
“Dari sini kita lihat adanya pertarungan yang cukup sengit antara Anies dan Ganjar ya. Nah dimana posisi Prabowo? Justru posisi Prabowo ada di kuda hitam, artinya bisa saja mungkin pada saat beliau tidak menjadi genting, justru sebenarnya potensi menang ada di Pak Prabowo,” kata Azhari dalam diskusi publik dengan tema ‘Pemetaan Dukungan Capres’, di Matraman, Jakarta, Rabu (17/5) kemarin.
Azhari pun menggarisbawahi persaingan ketat itu menunjukkan secara umum tidak ada yang lebih unggul antara satu dengan yang lainnya. Keunggulan hanya terjadi pada segmentasi pemilih yang berbeda-beda.
“Antara Anies dan Ganjar itu persaingannya ketat artinya tidak ada yang dikatakan unggul satu sama lain, tapi mungkin di sebarannya dan penekanan demografinya agak sedikit berbeda,” lanjutnya.
Survei Trust Indonesia ini dilakukan pada 28 Januari-6 Februari 2023. Sampel pada survei ini sebanyak 2.200 responden. Azhari menjelaskan metode pengumpulan data dilakukan wawancara tatap muka secara langsung (offline) dengan menggunakan Stratified Random Sampling berbasis data TPS di 38 Provinsi di Indonesia. Sementara margin error survei +- 2,09% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Azhari menyebutkan bahwa Anies Baswesdan unggul pada pemilih dengan latar belakang suku Sunda, Melayu, Betawi, Minang, Tionghoa, Banjar, Sasak, Dayak, Aceh dan Makassar. Sementara, Ganjar unggul pada suku Jawa, Batak, Bali, dan Minahasa. Ganjar unggul pada pemilih beragama Kristen Protestan, Katholik dan Hindu. Sedangkan Prabowo unggul pada pemilih dengan suku Madura, Bugis dan Lampung.
Selanjutnya, survei Trust Indonesia menunjukkan masyarakat kota lebih banyak memilih Anies Baswedan, sedangkan masyarakat desa banyak yang memilih Ganjar Pranowo.
“Ternyata di perkotaan, itu pemilihnya ada 21.8 persen. Sementara 78.2 persen artinya pemilih desa lebih banyak. Masyarakat perkotaan ternyata lebih banyak memilih Pak Anies sebanyak 30.8 persen. Sementara di desa memilih Ganjar dengan presentasi 25.9 persen. Dan Prabowo cenderung hampir sama,” jelas dia.
Menurutnya Anies unggul di perkotaan karena ia mewakili satu entitas masyarakat di kota besar. Ia mengatakan adanya pendekatan komunikasi yang berbeda antara kedua capres tersebut kepada masyarakatnya.
Meski demikian, Azhari mengatakan Ganjar lebih banyak disukai Gen Z. Keterampilan Ganjar dan timnya mengelola sosial media menjadi faktor utama yang tidak dimiliki para pesaingnya.
“Keterampilan tim Ganjar mengelola sosmed lebih disukai pemilih kelompok Gen Z, ketimbang kelompok lain,” katanya.
Trust Indonesia menjelaskan segmentasi pemilih berdasarkan usia itu, antara lain Gen Z 4,6 persen, Millenial 34,1 persen, Gen X 38, Persen dan baby boomers 22,6 persen. Anies dan Ganjar saling bersaing di empat kategori usia, dan Prabowo tidak bisa mengungguli kedua capres itu.
“Anies unggul Kategori kelurahan, usia milenial dan Gen X, sedangkan Ganjar kategori Desa, usia Gen Z, baby boomers,” katanya.
Menanggapi hal itu, Ketua Koordinator Nasional Ganjar Center, Poempida Hidayatullah optimistis Ganjar Pranowo akan unggul di semua segmentasi pemilih. Menurutnya, statistik survei yang ditampilkan Trust Indonesia menunjukkan Ganjar diterima oleh semua kalangan. Sebarannya pun tampak merata di seluruh segmen pemilih.
“Ganjar akan unggul di semua kalangan. Sebab (lihat hasil survei Trust) sebarannya bagus dimana-mana. Potensi peningkatan elektabilitasnya pun ada di titik (segmentasi) mana-mana juga. Apalagi undecided votersnya (pemilih yang belum memutuskan pilihannya) juga masih tinggi,” ujar Poempida.