Sabtu, 23 November, 2024

BPS: Kondisi Pangan Indonesia Stabil, Pemerintah Sangat Bagus Menjaga Harga

MONITOR, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan bahwa Indonesia masih dalam kondisi stabil dalam pangan meskipun berbagai negara lainya dalam kondisi inflasi yang cukup tinggi. Hal ini disampaikan Kepala BPS Margo Yuwono dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) yang digelar di Gedung Parlemen Jakarta, Rabu, 7 Desember 2022.

“Kalau Pak Presiden itu mempunyai kekhawatiran wajar, karena negara-negara lain sedang mengalami inflasinya tinggi dan porak-poranda. Nah kita ini masih dalam tahap yang sangat baik bapak. pemerintah sangat bagus menjaga harga-harga pangan karena harga-harga pangan yang naik itu hanya harga yang musiman seperti cabe merah dan cabai rawit,” ujarnya.

Kenaikan harga pangan disaat pola musiman adalah tantangan yang harus dihadapi bersama seperti halnya beras yang naik di bulan ini. Karena itu, Margo berharap disaat petani menggelar panen raya maka harus ada gudang yang melakukan penyimpanan alias penyerapan.

“Tantangannya adalah bagaimana saat panen raya hasilnya itu disimpan dan mempunyai gudang yang cukup, mempunyai stok untuk menyimpan cabe supaya enggak busuk, bawang merah juga supaya enggak busuk. Jadi, penyimpanannya saat panen raya Ini perlu dilakukan pengelolaan,” katanya.

- Advertisement -

Margo menegaskan stabilitas harga pangan saat ini cukup rasional karena hanya terpengaruh terhadap faktor musiman dan hal itu tidak bisa diprediksi karena berkaitan dengan kondisi alam.

“Scara rasional cukup karena hanya terpengaruh pada faktor musiman. Tapi kalau inflasi pasar umum kita dalam catatan yang sangat baik Bapak dibanding dengan negara lain. jadi aman Bapak Kondisi 2022 aman pertumbuhan ekonomi kita sangat bagus Pak inflasi kita itu nomor dua di bawah Jepang artinya apa kalau inflasinya rendah beberapa komoditas normal,” katanya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menambahkan bahwa sesuai dengan prognosa neraca yang ada bahan pangan pokok 12 komoditi bulan Januari-Desember 2022 dalam kondisi aman. Prognosa itu meliputi beras jagung, bawang merah, cabe merah, daging ayam, telur, ayam, dan minyak goreng.

“Dan dapat sepenuhnya dipenuhi dari produk dalam negeri. Namun untuk komoditi kedelai, bawang putih, daging sapi kerbau dan gula kristal putih pemenuhannya selain dari produk dalam negeri juga dari impor,” katanya.

Adapun terkait dengan prognosa neraca bahan pokok Januari-Desember 2022 tersebut, angka sementara produk beras sebesar 31,9 juta ton, jagung sebesar 17,3 juta ton, kedelai sebesar 304,1 ribu ton, cabe besar 995,1 ribu ton, cabe rawit 948,9 ribu ton, bawang merah 1,1 juta ton, bawang putih sebesar 2,8 ribu ton, daging sapi kerbau sebesar 445,3 ribu ton, daging ayam ras sebesar 3,7 juta ton, telur ayam ras sebesar 5,6 juta ton, produksi gula kristal putih sebesar 2,4 juta ton dan setara minyak goreng sebesar 6,1 juta ton.

“Untuk angka sementara produksi beras pada Tahun 2022 sesuai dengan data yang disampaikan oleh BPS total produksi beras sebesar 31,9 juta ton, dengan produksi selama Januari-Juni sebesar 18,54 juta, dua musim panen tertinggi dan perkiraan Juli-Desember 13,36 juta ton dengan total konsumsi beras Tahun 2022 sebesar 30,2 juta ton maka dari data tersebut terdapat surplus sebesar 1,7 juta ton,” jelasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER