MONITOR, Jakarta – Industri kimia berkelanjutan, dikatakan Kementerian PPN (Bappenas) pada Kamis (07/07/2022), menjadi salah satu fokus prioritas pembangunan ekonomi di Ibu Kota Negara (IKN). Pengembangannya diprediksi dapat memberi kontribusi hingga 6,5 Miliar dollar AS dari PDB nasional.
Dalam laporan Korn Ferry bertajuk ‘Reward in Asia Pacific Chemical Sector’ pada Tahun 2019, disebutkan bahwa gaji pokok para pekerja di industri kimia Indonesia, lebih tinggi 25 persen dibandingkan industri lainnya. Hal ini ditengarai karena tingginya kesenjangan antara ketersediaan jumlah tenaga kerja ahli muda dan kebutuhan industri.
Indy Inasa Rizqita, salah satu penerima Beasiswa APERTI BUMN di Universitas Pertamina (UPER) asal Kabupaten Nganjuk, mengungkapkan harapannya menjadi ahli kimia di masa depan. Berkat pembebasan biaya kuliah hingga 100 persen di UPER, mahasiswi yang diterima di Program Studi Kimia tersebut, kini selangkah lebih dekat pada cita-citanya.
Indy mengatakan, sudah sejak lama dirinya tertarik dengan bidang kimia. “Keilmuan di bidang kimia bisa diterapkan di berbagai sektor seperti farmasi, otomotif, tekstil, bahkan makanan dan minuman. Selain itu, keilmuan di bidang kimia juga dapat memberikan solusi untuk berbagai masalah seperti pencemaran lingkungan dan perubahan iklim,” pungkas Indy dalam wawancara daring selepas pengumuman penerima Beasiswa APERTI BUMN, Selasa (26//07/2022).
Siswi berprestasi asal SMA Negeri 2 Nganjuk ini, langganan meraih sejumlah penghargaan. Di antaranya finalis Olimpiade Kimia Air-langga Tingkat Nasional, dan menduduki Top 100 Perempat Final NOVEC Carnival ITS. Indy juga aktif di ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR), dan tercatat sebagai penerima Beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP)dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, selama tiga tahun penuh.
Indy berharap dapat memajukan daerah asalnya, terkhusus di sektor industri kimia. “Tahun lalu, pemerintah telah mengembangkan Kawasan Industri Nganjuk (KING) yang digadang-gadang akan menjadi pusat kegiatan industri di kabupaten Nganjuk. Saya berharap, ketika lulus nanti dapat kembali ke kampung halaman dan berkontribusi untuk kemajuan daerah,” ujar siswi yang selalu meraih rangking 10 besar tersebut.
Selain Indy, empat mahasiswa lain juga diterima di UPER melalui Beasiswa APERTI BUMN. Keempat mahasiswa tersebut adalah: Alghifari Rasyid Zola yang diterima di Program Studi Ilmu Komputer, Naurah Aqela yang diterima di Program Studi Kimia, Aulia Putri Riadi yang diterima di Program Studi Teknik Lingkungan, dan Michael Unedo Sitinjak yang diterima di Program Studi Kimia. Mereka berhasil menyisihkan lebih dari sembilan ribu pendaftar Beasiswa APERTI di Universitas Pertamina.
Bagi siswa siswi yang belum lolos beasiswa APERTI, Universitas Pertamina menyediakan beragam beasiswa lain. Yang sedang dibuka misalnya, Beasiswa PATRIOT, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-77. Nilai total beasiswa yang disediakan oleh UPER mencapai 23 Milyar Rupiah.
Program beasiswa besutan Aliansi Perguruan Tinggi yang terafiliasi BUMN tersebut, dibuka pada Juni 2022. Proses seleksi telah diikuti oleh lebih dari 28 ribu siswa dari seluruh Indonesia. Sebanyak 47 siswa/siswi terbaik kini berkuliah di delapan perguruan tinggi anggota APERTI BUMN.
Kedelapan perguruan tinggi tersebut adalah: Universitas Pertamina (UPER), Telkom University (TEL-U), Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI), Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI), Institut Teknologi PLN (IT-PLN), Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTS), Institut Teknologi Telkom Purwokerto, dan Institut Teknologi Telkom Jakarta.
Saat ini kampus besutan PT Pertamina (Persero) tersebut sedang membuka pendaftaran non tes, yakni Seleksi Nilai Rapor dan Seleksi Nilai UTBK untuk Tahun Akademik 2022/2023. Informasi lengkap terkait program studi serta syarat dan ketentuan pendaftaran dapat diakses di laman https://pmb.universitaspertamina.ac.id/