MONITOR, Belu – Pada pertengahan bulan Maret tahun 2022 Kabupaten Belu kedatangan presiden Joko Widodo, kehadiran RI satu di Belu tentu bukan hanya sekedar kunjungan biasa, melainkan meninjau proyek strategis kementerian pertanian yaitu pengembangan kawasan jagung seluas 549 ha yang terbagi dalam 411 ha padi dan 148 ha jagung.
Kunjungan Presiden Joko Widodo menambah semangat para petugas dan petani untuk merealisasikan apa yang diharapkan bersama terkait dengan tujuan meningkatkan produksi pangan dan kesejahteraan masyarakat, menghemat dan menghasilkan devisa negara, mempercepat pemerataan pembangunan, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah dan perekonomian nasional.
Menindak lanjuti kunjungan Presiden Joko Widodo, Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Enie Tauruslina, selaku penanggung jawab pendampingan kegiatan di Kabupaten Belu, pada tanggal 6/6/2022 melakukan kunjungan kerja dengan meninjau secara langsung ke lokasi pengembangan penanaman jagung hibrida varietas R-7 di Blok C Desa Fatuketi Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu seluas 16 ha
Eni mengungkapkan pengairan lahan pengembangan jagung berasal dari Sistem Pengairan Sprinkle yang telah dimodifikasi menjadi pengairan permukaan, selanjutnya lahan seluas 8 ha yang saat monitoring sedang dilakukan panen, juga akan ditanami jagung hibrida varietas R-7 dengan Sistem TOT (Tanpa Olah Tanah).
“Saya harap kegiatan tanam jagung hibrida ini bisa terus dilakukan secara berkelanjutan sehingga dapat menambah pendapatan dan kesejahteraan para petani selain itu jagung juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan Ayam KUB yang telah dibantukan dalam program ini” ungkap eni
Selanjutnya Enie yang didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Belu beserta petugas terkait mengadakan dialog dengan Ketua dan Anggota 3 Kelompok Tani di Kawasan Bendungan Rotiklot.
“Bapak ibu jangan berhenti sampai disini ya, ada atau tidaknya bantuan penanaman jagung harus terus berlanjut, bantuan hanya sekedar stimulus kedepan harus bisa mandiri, jangan takut gagal karena orang yang bekerja secara sungguh-sungguh akan berhasil” tambah Enie
Keesokan harinya Enie mengadakan Pertemuan Koordinasi Evaluasi Pelaksanaan Pengembangan Kawasan Jagung di Kabupaten Belu yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan beserta staf dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Enie menjelaskan kedepan kawasan jagung ini diharapkan bisa di integrasikan antara tanaman, hewan ternak dan perikanan, untuk mendapatkan agroekosistem yang mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan pelestarian sumberdaya alam.
“Saya berharap kedepan ini dimanfaatkan untuk input kegiatan lainnya, sehingga tidak ada limbah yang terbuang, menjaga keseimbangan ekosistem serta mendorong konservasi habitat dengan cara menerapkan pertanian organik agar tercipta pertanian berkelanjutan” terang eni
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan kabupaten Belu, Gela A. Lay Rade menyampaikan bahwa, Dinas Pertanian Kabupaten Belu mendukung sepenuhnya program dan kegiatan Integrated Farming ini.
“Kami mendukung sepenuhnya program pengembangan ini dan kami akan mengawal terus hingga program ini bisa sukses, sebagai bentuk dukungan kami telah melakukan beberapa hal mulai dari pemberian benih, Alsintan, dan peningkatan kapasitas SDM Pertanian” jelas Gela.
Senada dengan Gela, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten Belu, Yous S. Djami mengatakan bahwa, Dinas PKH Belu mendukung program dan kegiatan ini
“Sebagai bentuk dukungan kami melakukan beberapa program meliputi Bantuan Ayam KUB, Bantuan Telur Ayam untuk membantu mengatasi stunting, Bantuan Sapi potong yang akan dialokasi di Kecamatan Tasifeto Timur dan Barat, Rumah Potong Hewan, dan Puskeswan” pungkas yous
Pada sesi penutup, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Yasintus P. Ulu Uki menyampaikan bahwa, Dinas PUPR juga mendukung sepenuhnya program dan kegiatan pengembangan kawasan ini.
“Pada prinsipnya kami akan mendukung apapun jenis program yang bertujuan menumbuhkan atau mensejahterakan masyarakat khususnya petani” jelas yasintus.
Di akhir Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menjelaskan bahwa pengembangan kawasan jagung ini diharapkan bisa mendongkrak hasil panen, dengan produktivitas jagung lebih dari 7 ton/ha dan padi lebih dari 8 ton/ha. Jika hal tersebut tercapai maka penerimaan dari jagung dan padi akan signifikan, belum termasuk hasil dari introduksi komoditas aneka sayur untuk memanfaatkan fasilitas pengairan yang telah dibangun.
“Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo jika program pengembangan kawasan jagung ini berjalan maka dalam jangka waktu yang tidak lama lagi, swasembada pangan akan segera tercapai menuju pertanian Indonesia maju,mandiri,modern” tutup Suwandi