Selasa, 26 November, 2024

Ganjar Pranowo Terkagum Lihat Cokelat Buatan Bu Emma

MONITOR, Salatiga – Gubernur Jawa Tengah mengunjungi Emma Wilyama, pelaku UMKM asal Kota Salatiga yang sukses membuat produk olahan coklatnya yang laku keras di pasaran.

Olahan coklat yang dibuat Emma dalam berbagai bentuk yang tidak biasa. Ada bentuk pensil, boneka, angka, huruf hijaiyah, abjad dan bentuk unik lainnya.

“Lho ini pensil kan? Ini bisa di makan?,” tanya Ganjar saat melihat produk Emma, Selasa (12/4).

Merespon gurauan Ganjar, Emma membenarkan bahwa itu memang pinsil, tetapi dari coklat, sehingga aman untuk dikonsumsi. Memang bentuknya unik dan tidak biasa, tapi semuanya aman dikonsumsi.

- Advertisement -

“Bisa dimakan semua ini Pak. Sayangnya Bapak datang pas puasa, jadi nggak bisa nyicip,” ucapnya.

Emma mengaku kreativitas dan inovasi produk menjadi kunci suksesnya. Tertarik dengan berbagai bentuk coklat yang ditunjukkan Emma, Ganjar memesan sejumlah produk yang sudah selesai dibuat.

“Ini kreatif dan menarik sekali. Ada bu Emma yang membuat olahan coklat dengan beragam bentuk. Dan ini sudah jalan 12 tahunan. Dengan kreatifitas, produknya tetap laku meskipun di tengah pandemi,” kata Ganjar.

Semangat Emma ini lanjut Ganjar bisa ditiru para pelaku UMKM lainnya. Kreasi dan inovasi harus terus diasah agar bisa bertahan dalam kondisi apapun.

“Seperti bu Emma ini, terbukti masih survive. Tinggal nanti di-trending-kan, (populerkan) dugaan saya pasti akan berkembang. Kalau hari ini buat coklat kecil (sedikit), nanti bisa jadi ada pesanan coklat besar (banyak) dan dari berbagai daerah di Indonesia,” pungkasnya.

Emma mengatakan, dirinya sudah memulai bisnis pengolahan coklat itu sejak 2010 lalu. Ia memilih membuat coklat dengan bentuk yang tidak biasa untuk menyesuaikan pangsa pasar.

“Karena ini target marketingnya untuk anak-anak kecil, jadi kita buat seperti ini. Kalau bentuknya menarik seperti ini, pasti anak-anak suka,” katanya.

Dalam sehari, Emma mengatakan bisa menghabiskan 5-10 kg coklat mentah. Coklat itu kemudian diolah menjadi berbagai bentuk dan dijual ke pasaran.

“Omset perbulan Rp7 juta sampai Rp10 juta. Harapannya setelah didatangi Pak Ganjar usaha saya semakin berkembang dan semakin dikenal,” ujarnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER