MONITOR, Pekanbaru – Untuk mencegah meluasnya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada ternak sapi, Kementerian Pertanian melakukan vaksinasi secara serentak yang mulai dilakukan di Provinsi Riau. Hal tersebut disampaikan oleh Nasrullah, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementan melalui siaran pers, Jumat (18/03).
“LSD merupakan penyakit hewan dari Afrika yang menyerang sapi-sapi di Riau pada sebulan terakhir ini, sehingga untuk penanganan darurat, maka Kementerian Pertanian melakukan vaksinasi,” kata Dirjen PKH Nasrullah. “Vaksinasi LSD ini bertujuan untuk mencegah kejadian dan perluasan penyakit,” ungkapnya.
Menurut Nasrullah, pada tahap pertama, vaksinasi difokuskan di desa tertular dan kemudian akan dilakukan pada zona kontrol (pengendalian) dengan radius 10 km dari desa kasus.
“100 ribu dosis vaksin dan logistik vaksinasinya sudah siap,” tambahnya.
Lebih lanjut Nasrullah menjelaskan, upaya pengendalian LSD di kabupaten Indragiri Hulu, Pelalawan, Indragiri Hilir, Dumai, Siak, Bengkalis, dan Kampar ini mendapatkan dukungan dari Australia-Indonesia Health Security Partnership (AIHSP), serta Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (FAO).
“Dukungan dari Pemda Riau dan kabupaten juga sangat besar untuk kegiatan vaksinasi ini,” tambahnya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Herman menyambut baik kegiatan vaksinasi ini dan berharap bahwa kasus baru LSD dan penyebaran LSD dari daerah tertular dapat ditekan. Menurutnya, 188 orang petugas kesehatan hewan telah siap untuk melaksanakan vaksinasi.
“Kami sampaikan terima kasih atas dukungan penuh dari Kementan dan AIHSP serta FAO dalam pengendalian LSD di Riau,” imbuhnya menjelaskan.
Dukungan Mitra Kerja Internasional
Pada kesempatan yang berbeda, Rajendra Aryal, Kepala Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste menyampaikan, saat ini LSD telah menyerang Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Singapura, serta negara-nagara lain di Asia. Kerja sama internasional diperlukan dalam mengendalikan penyakit yang dapat menular antar negara dan mengganggu perdagangan ini.
“FAO bekerja sama erat dengan Kementerian Pertanian dan mendukung Indonesia untuk menangani wabah LSD dengan cepat, sebelum menimbulkan gangguan lebih lanjut pada kesehatan hewan dan sistem pangan,” ungkapnya menambahkan.
Hal senada disampaikan juga oleh John Leigh, Team Leader AIHSP yang menyampaikan komitmennya untuk terus mendampingi dan mendukung Kementerian Pertanian dalam proses pengendalian LSD di Riau.
“Kami siap membantu untuk memastikan wabah LSD di Riau ini dapat dikendalikan dan tidak menyebar ke wilayah lainnya,” jelasnya.
Sementara itu Nuryani Zainuddin, Direktur Kesehatan Hewan, Kementan menyebutkan, selain 7 (tujuh) kabupaten tertular, vaksinasi juga dilakukan di Kabupaten Rokan Hulu yang salah satu wilayahnya masuk ke dalam zona kontrol.
“Secara bertahap kita vaksinasi mulai dari desa tertular dan zona kontrol, setelah selesai semua kita bisa lanjutkan ke radius 50 km dari desa kasus atau zona surveilans,” pungkasnya.