MONITOR, Depok – Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengungkapkan, pihaknya terus berusaha menjadikan warganya lebih produktif. Berdasarkan kajian Badan Pusat Statistik, kategori usia produktif di Depok berkisar antara 15 hingga 64 tahun.
Idris mengatakan, dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, warga usia produktif di Kota Depok telah mengalami peningkatan. Seperti di tahun 2015 sebesar 71 persen menjadi 72,33 persen di tahun 2021, sehingga beban ketergantungan menurun dari 29 persen menjadi 27,67 persen. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi meningkat dari -1,92 pd tahun 2020 menjadi 3,76 pada tahun 2021.
“Dengan komposisi penduduk usia produktif lebih tinggi dari non produktif, maka dikatakan Kota Depok sudah masuk fase bonus demografi, bahkan sudah sejak tahun 2012,” ujar Idris, dalam keterangannya, dikutip Minggu (27/02/2022).
Guna meningkatkan pemberdayaan warga usia produktif sebagai bonus demografi Kota Depok, Pemerintah Kota (Pemkot) pun berencana membangun kreatif center untuk membina para pemuda. Pembangunan tersebut akan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar).
“Kami telah berkomunikasi dengan Gubernur Jawa Barat terkait pembangunan kreatif center di Kota Depok. Ini yang bisa dimanfaatkan anak muda dari sisi fasilitas,” katanya.
Selain itu, imbuhnya, Pemkot Depok juga akan menata ulang sejumlah lapangan sepakbola yang telah menjadi aset Pemkot Depok.Terdapat tiga lapangan sepakbola yang akan ditata ulang, yaitu lapangan PSP Sawangan, lapangan Pusaka Bojongsari, dan lapangan Pemuda Limo.
“Untuk lapangan Pemuda Limo masih kita konfirmasi, apakah tahun ini baru pelaksanaan Detail Engineering Design (DED) atau sudah pembangunan,” ujarnya.
Selain ketiga lapangan tersebut, Pemkot Depok juga mengusahakan dua lapangan lainnya. Yakni lapangan Kukusan dan lapangan di Tapos.
“Lapangan Kukusan itu tidak jelas siapa pemiliknya. Saat kita klarifikasi ke BPN ternyata ini memang aset yang diserahkan oleh Kabupaten Bogor kepada kota dan akhirnya kita komunikasi dengan para ahli waris. Jadi, tahun depan juga bisa kita tata, seperti itu,” terangnya.
Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan, pihaknya belum mengetahui secara pasti jumlah anggaran yang akan digulirkan untuk penataan ulang lapangan sepakbola. Menurutnya, setiap lapangan sepakbola yang akan ditata ulang memiliki anggaran berbeda-beda.
“Anggarannya berbeda karena lapangan PSP dengan lapangan Pemuda memiliki luas lahan yang berbeda,” ungkapnya.
Menurutnya, penataan ulang lapangan sepakbola dapat dimanfaatkan pemuda sebagai fasilitas dari Pemkot Depok. Keberadaan lapangan sepakbola juga dapat menumbuhkan bibit pemuda berbakat pada bidang sepakbola untuk Kota Depok maupun nasional.
“Jadi kami berusaha memberikan pembinaan kepada pemuda dengan fasilitas yang dihadirkan Pemkot Depok sesuai janji kampanye Idris-Imam,” tandasnya.