MONITOR, Bogor – Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian telah membangun 4.373 Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Pertanian di 426 kabupaten/kota pada 33 provinsi. Pembangunan itu dilakukan sejak 2009 hingga 2021 untuk mengantisipasi timbulnya masalah pangan.
“Lumbung pangan yang di bangun ini sangat penting untuk penguatan cadangan dan antisipasi jika timbul masalah pangan,” ujar Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Andriko Noto Susanto BKP, saat memberikan sambutan dalam peresmian
lumbung Pangan di desa Tanjungrasa, kecamatan Tanjungsari, kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (15/11/2021).
Mengutip pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan, Andriko menambahkan penguatan lumbung dan cadangan pangan ini sangat penting sebagai langkah mempersiapkan ketahanan pangan khususnya menghadapi berbagai masalah pangan,
“Karena bangunan lumbung sudah berdiri dan sarananya lengkap, lumbung harus diisi dengan gabah dan beras, agar cadangan pangan masyarakat semakin kuat. Kalau cadangan banyak, bisa digunakan untuk mengatasi masalah pangan seperti rawan pangan, bencana alam, bantuan sosial dan lainnya,” tambah Andriko.
Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin, mengatakan bahwa keberadaan lumbung pangan sangat penting sebagai cadangan pangan, sehingga jika sewaktu-waktu dibutuhkan bisa dikeluarkan untuk membantu masalah pangan.
“Dengan penduduk 5,5 juta jiwa, lumbung pangan sangat penting, untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat maupun sebagai cadangan pangan,” ujar Ade Yasin.
Ditambahkan Ade Yasin, untuk membantu petani dalam memasarkan beras, pihaknya mengajak masyarakat Bogor membeli beras lokal yang dihasilkan petani Bogor.
“Kalau sekarang ini yang wajib membeli baru Aparatur Sipil Negara setiap bulannya. Kedepan saya minta masyarakat membeli beras lokal, untuk membantu petani. Jadi, kalau beras yang sudah diolah di lumbung dibantu pemasarannya, petaninya semakin sejahtera,” ujar Ade Yasin.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Tanjung Harapan, H. Karya mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Kementerian Pertanian yang telah memberikan bantuan.
“Dengan adanya bantuan lumbung ini, kami sangat terbantu dan lebih bersemangat lagi dalam mengembangkan usaha. Keuntungan kami juga akan lebih banyak, karena yang dijual sudah dalam bentuk beras yang sudah kami kemas sendiri,” ujar H. Karya.
Hal yang cukup membanggakan dari Gapoktan Tanjung Harapan ini adalah keswadayaan dan inovasi yang dilakukan.
Gapoktan ini dalam melakukan pengilingan gabah menjadi beras, sudah menggunakan alat kompayer dan tidak manual lagi, sehingga bisa mempercepat proses pengolahan gabah serta mengurangi tenaga kerja.
Selain itu, menir beras yang biasanya dijadikan bahan pakan ternak, sudah mereka olah menjadi tepung beras.
Dari tepung beras yang dihasilkan, bisa diolah menjadi aneka makanan seperti kue bolu dan lainnya, yang bisa dijual atau dikonsumsi sendiri.
“Kami mengapresiasi keswadayaan dan inovasi gapoktan ini, karena belum banyak lumbung pangan yang mengolah menir beras menjadi tepung,” ujar Andriko.