MONITOR, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi meyakinkan berbagai pihak di Amerika Serikat (AS) bahwa kunci pemulihan ekonomi Indonesia adalah suplai dan distribusi vaksin Covid-19.
Varian baru Covid-19 jenis delta menyebabkan peningkatan secara eksponensial pasien Covid-19 di dalam negeri. Selain Pfizer dan Jhonson & Jhonson, vaksin jenis mRNA diharapkan dapat menjadi solusi Indonesia melawan varian delta tersebut.
Pernyataan ini disampaikan Mendag Lutfi dalam forum bisnis “Indonesia-United States Trade and Investment Dialogue” yang menghadirkan puluhan pengusaha Amerika Serikat, termasuk produsen vaksin Pfizer dan Jhonson & Jhonson di Gedung KBRI Washington D.C., Selasa (13/7).
“Prioritas Pemerintah Indonesia dalam penanganan pandemi Covid-19 adalah terjaminnya ketersediaan dan distribusi vaksin Covid-19. Mengupayakan terjaminnya ketersediaan dan distribusi vaksin akan menjaga kelancaran program vaksinasi dengan 208,2 juta target sasaran vaksinasi nasional. Diperlukan vaksin sebanyak 426 juta dosis untuk menyelesaikan seluruh vaksinasi Covid-19 di akhir tahun 2021. Kerja sama semua pihak dalam penangananCovid-19
sangat diharapkan,” ujar Mendag Lutfi.
Upaya dan kerja keras Mendag Lutfi mendapatkan suplai vaksin dari Amerika Serikat ini terus dilakukan secara maraton.
Bersama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan CEO Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah, Mendag Lutfi menggelar pertemuan dengan Managing Director of Development Policy and Partnership Bank Dunia Mari Elka Pangestu. Menurut Mendag Lutfi, Bank Dunia sepakat bahwakunci pemulihan ekonomi nasional bergantung pada pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Mendag Lutfi dan World Bank berkomitmen akan terus bekerja sama dalam penanganan Covid-19 dan dalam pengembangan sektor sistem kesehatan.
Sehari sebelumnya (12/7), Mendag Lutfi bertemu Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop. Pertemuan membahas kerja sama pendanaan untuk meningkatkan supply chain vaksin berbasis messenger RNA (mRNA) ke Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Mendag Lutfi menekankan pentingnya peningkatan suplai vaksin yang dikembangkan berdasarkan teknologi mRNA untuk menghadapi varian delta Covid-19 .
“Vaksin yang dikembangkan berdasarkan teknologi messenger RNA (mRNA) merupakan solusi untuk melawan varian Covid-19 terbaru, sehingga sangat penting bagi Indonesia untuk mempercepat suplai vaksin berbasis mRNA tersebut,” tambah Mendag Lutfi.
Mengakhiri kunjungan kerja ke AS di hari ketiga (13/7), Mendag Lutfi bertemu dengan United States Trade Representative (USTR) Ambassador, Katherine Tai. Dalam pertemuan strategis tersebut, USTR kembali menyampaikan komitmen terhadap isu-isu yang menjadi agenda kebijakan perdagangan AS antara lain tenaga kerja (worker centered trade policy), lingkungan hidup dan
perubahan iklim, serta reformasi WTO (WTO Reform).
Dalam kesempatan tersebut, Mendag Lutfi
dan USTR juga membahas mengenai kerja sama dalam penanganan Covid-19 dan perundingan subsidi sektor perikanan.
Menutup pertemuan yang berlangsung konstruktif tersebut, Mendag dan Ambassador Katherine Tai berkomitmen untuk memperkuat kerja sama melalui Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC), Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), G20 Summit 2021, dan kerja sama dalam pelaksanaan Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) ke-18 tahun 2021 mendatang.
AS merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia dengan total perdagangan kedua negara pada 2020 mencapai USD 27,2 miliar. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke AS sebesar USD 18,62 miliar. Sedangkan, impor Indonesia dari AS sebesar USD 8,58 miliar. Neraca perdagangan Indonesia terhadap AS surplus sepanjang 2020 sebesar USD 10,04 miliar.