MONITOR, Jakarta – Kementerian Pertanian Bersama Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) kembali membahas prospek singkong di Indonesia. Pemerintah meminta masyarakat untuk lebih pandai dan cerdas dalam memilih bibit singkong yang baik agar mendapatkan hasil produksi tinggi. dengan menggencarkan pangan lokal, khususnya bahan olahan dari singkong.
Program pemerintah juga menurunkan konsumsi pangan berbasis beras. Mendukung program tersebut, MSI sudah merancang program bagaimana singkong dijadikan sebagai sumber pangan berbasis lokal. “Pemilihan dan Pemuliaan Tanaman Singkong kita dorong agar hasil budidaya singkong dapat hasil yang memuaskan. Tanggung jawab MSI menyerap kelebihan produksi. Bagaimana tugas kita menumbuhkan demand singkong ini supaya meningkat harga jualnya,” kata Arifin Lambaga ketua MSI pada acara webinar hari Sabtu (10/7).
“Pangan abad 21 dari “Makanan orang miskin” menjadi tanaman serbaguna yang menjawab prioritas negara-negara berkembang, trend ekonomi global dan tantangan perubahan iklim,” tambah Sri Hartati, Peneliti Singkong Pusat Bioteknologi LIPI. Menurutnya, ketersediaan dan penggunaan bahan pangan perlu yang berkualitas tinggi dengan kemurnian genetik tinggi dan tahan terhadap hama dan penyakit. Sistem perbanyakan bibit yang cepat dan bibit bersertifikat memacu pemulian varietas produksi tinggi yang resisten atau toleran cekaman abiotik atau biotik.
Adapun salah satu sasaran strategis Kementan meningkatnya nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian. Peran pemuliaan cukup penting dalam peningkatan produktivitas dan kualitas singkong. Kontribusi singkong dalam perekonomian nasional sebesar Rp 28,35 Triliun pada 2017, kemudian Produk Agroindustri sebesar Rp 100 Triliun/tahun. Menurut Solihin, Peneliti Singkong dari Balitkabi, peningkatan promosi produk-produk berbahan baku singkong perlu bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar negeri supaya jangkauan lebih luas. ungkap Solihin.
Sementara itu Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menyampaikan bahwa pemanfaatan singkong sebagai salah satu konsep Menteri SYL tentang 5 cara bertindak, salah satunya adalah diversifikasi pangan lokal dengan memanfaatkan singkong. “Tidak hanya diversifikasi produksi tapi juga konsumsi,” ujar Suwandi.
Kementan selama ini sudah memapping sentra singkong sampai dengan hilirnya. Tahun 2019 ada luas panen sekitar 628 ribu ha dengan produksi 16,35 juta ton. “Semua bagian tumbuhan ini bisa diolah untuk makanan dan saya usul materi webinar berikutnya langsung di lokasi pengolahan mocaf sehingga peserta bisa melihat sendiri processingnya,” kata Suwandi.
Kembali Suwandi meminta petani supaya mulai menciptakan varietas baru hasil karya petani yang spesifik lokasi dengan hasil produksi tinggi dari kelompok tani dan segera didaftarkan untuk mendapat nama vaietas dan hak paten,” tandasnya
Sejak tahun 2014 hingga 2017 produksi singkong secara nasional selalu menurun, dan kabar baiknya meningkat kembali 1,51% tahun 2018. Adapun lima provinsi dengan produksi singkong paling tinggi pada tahun 2018 adalah Lampung , Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Produktivitas singkong secara nasional fluktuatif, rata-rata dalam 5 tahun terakhir sebesar 23,99 ton/ha.