MONITOR, Jakarta – Ditengah kemelut konflik Israel-Palestina yang tak kunjung berakhir, negara-negara mayoritas Muslim dinilai justru sibuk dengan urusan internal masing-masing.
Pengamat hubungan internasional Synergy Policies, Dinna Prapto Rahardjo, menyatakan kesibukan negara-negara tersebut menyebabkan nasib bangsa Palestina tidak terselesaikan. Padahal, ia menyatakan saat ini kondisi Israel yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mulai melemah.
“Sebenarnya posisi Netanyahu mulai melemah. Jumlah penduduk Israel di seluruh dunia sedikit. Tapi kuat sekali gerakannya. Nah, di Israel sendiri, ada 20 persen orang-orang Arab di Israel,” kata Dinna Prapto Rahardjo, saat mengisi konferensi daring bertema “Solidaritas Indonesia bagi Rakyat di Wilayah Pendudukan Israel atas Palestina” yang diselenggarakan Majelis Taklim Hilful Fudhul (PublicVirtue.id, PSIPP ITB Ahmad Dahlan Jakarta, Departement Falsafah dan Agama Universitas Paramadina, Kitabisa.com, dan AMAN-adat), Sabtu (22/5/2021).
Dinna pun menantang bangsa Indonesia mampukah menggalang solidaritas serta kekuatan agar bisa menguatkan Palestina. Sebab, strategi ini justru dilakukan oleh Israel itu sendiri ditengah agresi militer terhadap Palestina.
“Apakah bisa Indonesia melakukan solidaritas dan kekuatan untuk 20 persen ini, agar bisa menjadi kekuatan dukungan untuk Palestina,” kata Dinna.
Menurutnya, Indonesia harus mengambil peran ini dan membangun atau membentuk tim-tim yang bisa menjadi tinktenk, juru lobby, juru damai dan menyebarkan mereka ke semua negara, sebagaimana yang dilakukan Israel.