MONITOR, Bogor – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama dengan IPB University kembali mengevaluasi makro pertanian 2020 yang akan menjadi dasar outlook 2021. Dalam evaluasi tersebut dinyatakan bahwa sektor pertanian Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju terutama di tengah pandemi covid-19 ini telah memberikan andil besar dan menopang perekonomian nasional, bahkan di gadang-gadang sektor pertanian diharuskan menjadi lokomotif ekonomi Indonesia.
Pernyataan tersebut di sampaikan Rektor IPB University, Arif Satria usai pertemuan terkait evaluasi makro pertanian 2020 bersama dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian senin sore di Bogor Jawa Barat (22/2).
Menurutnya pertumbuhan sektor pertanian disepanjang era pandemi 2020 dinilai berhasil menjadi sektor terkemuka. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, sektor pertanian pada kuartal ke empat, 2020, tercatat tumbuh sebesar 2,59 persen secara year on year,di mana subsektor pendukung utamanya adalah tanaman pangan yakni sebesar 10,47 persen.
“Saya berharap kondisi seperti ini terus berlanjut pada 2021, dikarenakan sektor teknis lainnya anjlok maka sektor pertanian menjadi penyelamat bagi perburukan resesi ekonomi di kuartal 3,” ujarnya
Kemudian ditekankannya,keberhasilan kebijakan dan program di sektor pertanian tidak hanya dilihat dari kontribusinya terhadap produk domestik bruto, PDB, namun demikian diikuti juga dengan kinerja ekspor.
Sementara terkait pandangan atau outlook 2021, Arif berharap pada tahun 2021 ini bener-bener melakukan upaya sistematis satu penguatan infrastuktur pertanian termasuk irigasi.
“Karena berdasarkan simulasi yang sudah kami ternyata faktor-faktor yang akan berpengaruh infrastuktur irigasi kemudian yang kedua adalah kemampuan kita memitigasi perubahan iklim yang ketiga adalah sejauh mana kita ini mampu untuk mendorong inovasi inovasi termasuk litbang,” tuturnya.
Oleh karena itu riset-riset pada tahun 2021 ini dan penerapan inovasi terbaik dalam bidang pertanian pada tahun 2021 ini harus bener-bener di dorong. Terakhir soal logistik karena logistik akan jadi kunci juga karena kalo pendemi covid ini memang belum berakhir dan kita belum tau sampai kapan berakhir maka salah satu kuncinya adalah aspek logistik supaya apa supaya supply yang ada di desa itu bener-bener bisa terakomodasi dan kemudia bisa termanfaatkan dengan baik.
Di saat sama Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan di masa pendemi covid 19 yang menekan pertumbuhan ekonomi global dan menimbulkan dampak multi dimensi, sektor pertanian harus menjadi pengaman, karena pangan menjadi kebutuhan prioritas yang harus dipenuhi bagi 270 juta jiwa.
Ia bersyukur kinerja sektor pertanian tahun 2020 mendapat banyak apresiasi dari berbagai pihak, saat hampir semua sektor terpuruk karena terjangan badai pandemi Covid-19, sektor pertanian justru berkibar.
Serta, menjadi penyelamat ekonomi dari jurang resesi yang lebih dalam, lokomotif pertumbuhan ekonomi, dan penyerap limpahan tenaga kerja dari sektor lain yang terhempas pandemi.
“Strategi meningkatkan produksi dilakukan melalui perluasan tanam, peningkatan Indek Pertanian dan produktivitas, hilirisasi produk didukung dengan kemitraan off-taker, kelembagaan korporasi serta permodalan dari KUR,” ujar Suwandi lebih lanjut.
“Kontribusi Pertanian cukup memberikan arti segi ekonomi nasional. Harapan kita di 2021 ini adalah berbagai terobosan, produktivitas pertanian harus ditingkatkan sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk meningkatkan dalam membangun pertanian yang makin maju dengan pendekatan pendekatan modernisasi, korporasi serta digitalisasi,“ jelasnya.