Oleh: Haris Zaky Mubarak, MA*
Pada awal tahun 2021 secercah harapan untuk mendapatkan kondisi kehidupan yang lebih baik menjadi sangat bermakna dalam suasana pandemi seperti sekarang. Karena banyak masyarakat yang berharap masalah pandemi Covid-19 dapat segera berakhir. Semua berharap ada jalan terang yang mampu menuntun perubahan baru dan perbaikan kondisi masyarakat untuk segera pulih dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.
Tahun 2021 merupakan waktu yang tepat untuk bangkit dan fokus menghadapi penyelesaian Covid-19. Ekonomi Indonesia yang selama tahun 2020 hanya mampu tumbuh dalam kisaran 5 persen harus dapat dibangkitkan demi menekan laju minus pertumbuhan ekonomi nasional.
Meskipun sulit tapi masih ada peluang ekonomi yang tumbuh secara maksimal. dengan catatan semua realisasi program dan belanja pemerintah tahun 2021 harus benar-benar terlaksana secara efektif dan berjalan sesuai rencana. Efektivitas kerja pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci keberhasilan pemulihan akibat wabah pandemi Covid-19.
Kompleksitas yang dialami Indonesia saat ini tak bisa diatasi sendiri oleh pemerintah. Diperlukan kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk juga dorongan kuat dari lingkungan luar negeri. Arus investasi asing atau penanaman modal dari kawasan Asia Timur menuju Asia Tenggara diperkirakan bakal terjadi pada tahun 2021 Karena itu Pemerintah mesti menjamin efektivitas vaksin untuk menumbuhkan banyak kepercayaan masyarakat dunia.Pada sisi inilah, terjadi efektivitas yang linear antara penanganan kesehatan dengan perbaikan ekonomi. Efektivitas vaksin diharapkan kembali meningkatkan daya beli. Peningkatan daya beli akan mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan produktivitas dunia usaha.
Pembangunan ekonomi Indonesia tahun 2021 faktanya sangat bergantung pada risiko pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, kerentanan pasar keuangan, dan perubahan konstelasi perdagangan global, termasuk rantai pasok. Tekanan ekonomi akibat Covid-19 yang dirasakan selama tahun 2020 nyatanya sungguh berdampak serius kepada peningkatan pengangguran 2,67 juta orang dengan tingkat pengangguran terbuka 7,07 persen. Selain itu, pandemi Covid-19 juga meningkatkan jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan menjadi 9,78 persen dan penduduk rentan miskin menjadi 30,77 persen pada Maret 2020. (Survei Jaringan Studi Indonesia : 2020)
Tinjauan Menyeluruh
Dalam tinjauan menyeluruh pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 nyatanya masih sangat bergantung pada sikap cepat pemerintah penanggulangan pandemi corona virus disease (Covid-19). Bila pandemi belum usai dan penanggulangannya lambat, maka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 hampir dipastikan tak akan berjalan lancar. Karena itu sikap penyelesaian masalah pandemi akan menentukan arah keseluruhan dari aspek pertumbuhan ekonomi baik itu pada sisi konsumsi rumah tangga, investasi, perdagangan ekspor, maupun belanja pemerintah.
Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami nilai negatif dalam empat triwulan secara beurut-turut. Kondisi ini membuat Indonesia masuk resesi sampai pada akhir tahun 2020. Ditengah pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia terus berupaya menjaga keseimbangan kesehatan dengan tetap tak meninggalkan tuntutan perbaikan ekonomi. Pemerintah sudah sepatutnya mulai mengidentifikasi lebih jauh, apakah kinerja beberapa sektor usaha yang diperkirakan akan mulai membaik pada tahun 2021.Tentu hal ini menjadi pertanyaan menarik untuk segera dinantikan faktualitasnya.
Jika mengacu pada program besar restrukturisasi pemulihan ekonomi nasional akibat Covid-19 maka Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Sistem Keuangan Negara dan Stabilitas Ekonomi untuk menangani pandemi Covid-19.
Sebagai langkah praktisnya, pemerintah Indonesia telah merestrukturisasi pinjaman dan memberikan bantuan modal kepada penduduk sebagai stimulus ekonomi. Pemerintah juga mengeluarkan aturan taktis melalui Undang-Undang Cipta Kerja untuk meningkatkan investasi dan membuka lapangan kerja. Semua peraturan dan program stimulus ini diharapkan menjadi ruang pertumbuhan sekaligus stimulus efektif untuk membangunkan kondisi ekonomi akibat hantaman wabah pandemi Covid-19.
Selama masa pandemi Covid-19, satu kegiatan ekonomi yang masih tumbuh adalah sektor pertanian. Oleh karenanya sektor pertanian dalam beberapa jangka waktu kedepan harus tetap tumbuh dengan baik. Penambahan fasilitas sarana prasarana yang memadai harus disertai kebijakan penguatan sektor hulu dan hilir pertanian demi stabilnya nilai ekonomi dalam pasar global.
Untuk restrukturisasi ekonomi secara optimal pada tahun 2021, Pemerintah perlu menciptakan iklim ekonomi yang mampu menumbuhkan kehadiran para pelaku usaha yang memahami kontekstual masalah krusial selama masa pandemi Covid-19. Dari perspektif ini, efektivitas komitmen pemerintah terhadap riset ekonomi yang mendalam akan sangat membantu negara Indonesia untuk segera bangkit dan melakukan pemulihan ekonomi pada tahun 2021.
Ditengah situasi sulit akibat pandemi, Indonesia memerlukan paradigma pemulihan ekonomi yang inklusif dan berbasis riset komprehensif supaya laju pertumbuhan ekonomi diproyeksikan secara tepat.Dorongan memperbanyak riset untuk dapat menyokong aktivitas ekonomi harus dilakukan.Negara dan korporasi idealnya memberikan alokasi anggaran riset lebih besar sebagai investasi analisis ekonomi. Sistem ekonomi berbasis pengetahuan akan membantu banyak pelaku ekonomi nasional untuk dapat berpikir secara matang ditengah upaya pemulihan ekonomi dalam menjalankan sistem usahanya masing – masing.
Dukungan Data
Pentingnya riset ekonomi ditengah pemulihan ekonomi akibat Covid-19 merupakan faktor pendorong utama dari laju pertumbuhan ekonomi Indonesia secara global. Terlebih, Pemerintah Indonesia telah mencanangkan pentingnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bagian dari strategi jangka panjang pemerintah Indonesia untuk visi maju Indonesia pada tahun 2045.
Pemberdayaan riset ekonomi ditengah pandemi Covid -19 sangatlah diperlukan demi merasionalkan kebutuhan masyarakat. Ditengah beban pertumbuhan ekonomi yang mengalami kontraksi dalam maka tak ada jalan lain, Pemerintah harus mengoptimalkan banyak riset ekonomi demi membangun kepercayaan ekonomi secara global.
Pemberdayaan riset ekonomi diperlukan untuk melawan arus pelambatan ekonomi yang terjadi saat ini. Tanpa adanya kebijakan riset ekonomi yang cepat dan tepat, ikhawatirkan resesi akan terus terjadi berkepanjangan sampai sampai akhir tahun 2021. Pada posisi ini pemerintah Indonesia tak boleh membiarkan ekonomi negara berjalan sendiri dengan apa adanya karena akan menyebabkan kondisi ekonomi negara menjadi semakin terpuruk dan sulit untuk dibangkitkan.
Adanya riset ekonomi yang terpadu akan melindungi berbagai dampak bencana ekonomi besar bagi negara. Melalui studi riset ekonomi yang komprehensif, pemerintah akan dapat mudah mengukur sejauh mana kemampuan daya beli dan konsumsi masyarakat selama masa pandemi sehingga hal ini akan memberi pelindungan utama bagi ketahanan ekonomi negara. Analisa ini sangat membantu bagi efektivitas jaring pengaman sosial dalam bentuk bantuan langsung tunai dan subsidi yang kemungkinan besar akan masih dijalankan pada tahun 2021.
Efektivitas dari program Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia dan menjadi wadah serapan jutaan tenaga kerja juga menjadi sangat terbantu dengan adanya kebijakan riset ekonomi terpadau tahun 2021. Karena melalui kebijakan berbasis riset inilah semua UMKM yang terdampak pandemi akan mendapatkan gambaran besar terkait prospek peluang usaha milik mereka.
Pada sisi efektivitas, adanya data riset ekonomi yang akurat akan membantu pemerintah untuk mempercepat realisasi anggaran dari pemulihan ekonomi nasional (PEN). Semoga saja pada tahun 2021, ekonomi Indonesia dapat segera bangkit dan kembali memberi pelindungan kesejahteraan bagi seluruh warganya.
Penulis merupakan Sejarawan dan Direktur Jaringan Studi Indonesia