MONITOR, Jakarta – Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Danseskoal), Laksda TNI Iwan Isnurwanto, mengungkapkan bahwa ada lima pilar utama dalam mewujudkan Indonesia menjadi poros maritim dunia.
Hal itu disampaikan Iwan saat menjadi narasumber dalam Seminar Nasional bertema ‘Membangun Kembali Budaya Maritim Indonesia Melalui Kebijakan Kelautan Indonesia dengan Strategi Pertahanan Maritim Indonesia’ di Gedung Seskoal, Cipulir, Jakarta Selatan, Selasa (3/11/2020).
Iwan menyebutkan, pilar pertama adalah pembangunan kembali budaya maritim Indonesia melalui redefinisi identitas nasional Indonesia sebagai sebuah negara maritim.
Kedua, menurut Iwan, komitmen menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama.
“Ketiga, komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut, logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata maritim,” ungkapnya.
Keempat, Iwan mengatakan, yakni optimalisasi diplomasi maritim atau soft power yang mengajak semua mitra Indonesia untuk bekerjasama pada bidang kelautan dalam menangani ancaman regional melalui peningkatan kerja sama bilateral dan multilateral di bidang maritim.
Kelima, lanjut Iwan, yakni membangun kekuatan pertahanan maritim dengan mempersiapkan hard power untuk memperkuat kekuatan pertahanan maritim Indonesia dalam usaha pengamanan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Ini menyadarkan kita semua bahwa rakyat Indonesia hidup di negara yang dominan lautan. Paham akan identitas diri bangsanya bagaimana hidup di negara yang dikelilingi lautan, mengerti tentang bagaimana memanfaatkan laut, menjaga dan membangun sumber daya,” katanya.
Iwan menilai, poros maritim merupakan gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin konektivitas antarpulau, pembangunan industri perkapalan, perbaikan transformasi laut serta fokus pada keamanan maritim.
Untuk itu, Iwan mengingatkan perlunya kerja sama seluruh komponen bangsa agar visi Indonesia sebagai negara maritim dunia dapat terwujud.
“Negara maritim kembali diangkat dan dijadikan prioritas oleh pemerintahan saat ini. Maka, agar visi poros maritim dunia benar-benar terwujud, maka perlu kerja sama semua komponen bangsa, baik dalam hal memberikan gagasan atau masukan-masukan maupun ikut mengawal implementasi kebijakan,” ujarnya.
Sehingga, lanjut Iwan, masyarakat tidak hanya sekadar menjadi saksi tetapi juga menjadi pelaku dalam merealisasikan gagasan-gagasan hebat untuk kemajuan dan kesejahteraan bagi semua warga negara Indonesia.
Iwan mengungkapkan, pemerintahan saat ini mempunyai misi untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional dengan salah satu agenda prioritasnya adalah kedaulatan maritim serta mampu memberikan kontribusi positif bagi keamanan dan perdamaian kawasan dan dunia berdasarkan kepentingan nasional.
“Ini yang menjadi konsep Presiden Joko Widodo terkait sektor kelautan yang disebut sebagai poros maritim dunia pada 2014 lalu,” ungkapnya.