MONITOR, Jakarta – Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Moch. Bruri Triyono mengapresiasi temuan survei lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) terkait bantuan kuota internet Kemdikbud. Menurutnya, hasil survei tersebut sangat memihak dunia pendidikan.
“90% temuan survei ini memihak pada dunia pendidikan. Ini survei valid yang bisa jadi masukam bagi pemerintah,” katanya dalam pemaparan diskusi & rilis survei nasional yang diselenggarakan lembaga Arus Survei Indonesia, secara daring, Jum’at (16/10).
Hal sama disampaikan oleh Peneliti Sosiologi Pendidikan LIPI, Anggi Afriansyah. Menurunya, hasil survei ASI bisa jadi cacatan bagi kebijakan. Ia bahkan mengapresiasi program Kemendikbud tersebut meski dari sisi waktu agak terlambat.
“Kita apresiasi program bantuan kuota internet meski dalam implementasi agak terlambat. Harusnya dari kemarin-kemarin,” katanya dalam acara rilis daring yang ditayangkan juga di Youtube Arus Survei Indonesia.
Survei ini dilaksanakan pada 7 – 11 Oktober 2020 di 34 provinsi di Indonesia dengan cara telesurvei, yaitu responden diwawancara melalui kontak telepon menggunakan kuesioner. Metode penarikan sampel Multistage Random Sampling. Jumlah responden 1000 responden dengan margin of error +/- 3.1% pada tingkat kepercayaan 95%.
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif’an, menjelaskan bahwa dalam temuan surveinya, ada sejumlah masukan publik terkait program kuota internet gratis antara lain yakni: memperbaiki signal internet tidak stabil (23,8%), askes internet yang terbatas (16,0%), pembagian bantuan yang harus lebih merata (13,3%), jumlah kuota internet minim/kecil (9,3%), perlunya pengawasan (5,1%), dan lainnya.
“Ada banyak masukan publik terkait program kuota internet gratis, seperti sinyal tidak stabil, belum merata, pengawasan, dan lainnya. Karenanya, kita berharap pihak-pihak terkait seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika serta peruhasaan-perusahaan provider secara maksimal mensukseskan program ini,” katanya.