MONITOR, Jakarta – Partai Demokrat masih geram atas tudingan yang menyudutkan nama Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan putra sulungnya yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai dalang dibalik aksi demo penolakan UU Cipta Kerja beberapa waktu lalu.
SBY dan AHY, bahkan ramai disebutkan di media sosial, diduga telah mendanai dan mensupport gerakan aksi penolakan UU tersebut sehingga menimbulkan kerusuhan besar di Jakarta dan daerah-daerah lainnya.
Politikus Demokrat Benny K Harman mengatakan, pemerintah turut menghembuskan tudingan tersebut, dimana sejak awal pemerintah melalui keterangan resminya memberitahu publik bahwa aksi demo ada yang mendalangi, menggerakkan serta membiayai.
“Pada saat bersamaan, beredar di medsos yang secara tegas menyebut nama Bapak SBY,” ujar Benny K Harman dalam program talk show Mata Najwa, Rabu (14/10) malam.
Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat ini semakin geram, manakala pemerintah mendiamkan nama Presiden keenam RI itu dicatut sebagai dalang aksi demo.
“Jadi ada rentetan pemerintah menyebut ada yang mendalangi lalu dibikin medsos dan jelas menyebut nama SBY. Negara membiarkan Presiden ke-6 diperlakukan begitu,” terang Benny menyesalkan.
“Kalau omongan medsos gak betul ya tindak dong, ini kan gak masuk akal. kalau Pemerintah gak menjelaskan ya pemerintah ini adalah produsen hoaks terbesar dan menyebarluaskan,” pungkasnya.