MONITOR, Tangerang Selatan – Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, tampaknya tak perlu berlama-lama untuk bersosialisasi dengan masyarakat Tangerang Selatan. Belum lama ini, ia menggelar pertemuan tatap muka dengan ibu-ibu yang tergabung dalam Haji Muhammad Center (HMC), menjaring potensi suara pada pilkada mendatang.
“Kaum ibu di Tangerang Selatan tidak perlu ragu untuk menyatakan pilihannya di pemilihan kepala daerah bulan Desember mandatang. Sudah terbukti dalam sejarah pemilihan umum di Indonesia, pilihan kaum ibu akan menentukan kemenangan tokoh atau pasangan calon yang bertarung,” kata Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, saat bertatap muka dengan ibu-ibu Haji Muhammad Center (HMC), di Resto Kampoeng Anggrek di Jalan Serpong, Rabu malam (12/8/2020).
“Saya dari dulu, dari 2013 saya maju (dalam pemilu), saya melihat bahwa ibu-ibu, emak-emak ini sebenarnya adalah kunci,” kata Saras.
Dia percaya pilihan politik seorang ibu di sebuah rumah tangga bakal diikuti anggota keluarganya yang lain, termasuk suami.
“Kalau seorang ibu sudah menentukan pilihan, suami mau ke mana pun dia tidak akan berpaling, dia pasti akan setia dengan pilihannya. Itu memang kunci,” ucap Saras.
Dalam pertemuan tersebut, Saras yang berpasangan dengan calon Wali Kota Tangsel, Muhammad, mendapatkan dukungan penuh dari kelompok para ibu yang menamakan diri Emak-Emak Militan Muhammad.
Kepada para pendukungnya, Saras berpesan agar ikut menjaga perolehan suara pasangan Muhammad-Saras di Pilkada 2020. Ia pun mengaku tahu ada pihak-pihak yang akan menghalalkan segala cara untuk mengalahkan pasangan Muhammad-Saras.
Karena itu, agar Tangsel mendapatkan pemimpin yang benar-benar siap bekerja untuk kepentingan masyarakat, ia berharap emak-emak Tangsel tidak ragu menyatakan pilihan politiknya sambil mengajak anggota keluarga dan para tetangga memberikan hak suara di Pilkada Tangsel 9 Desember 2020.
“Ada pihak-pihak yang tidak menginginkan kita menang dan pasti akan menghalalkan segala cara. Karena itu, bukan hanya TPS-nya yang dijaga tetapi juga kotak suaranya. Langsung ajak keluarga dan tetangga bareng-bareng ke TPS, itu dijadikan gerakan emak-emak,” serunya.
Dalam pertemuan yang penuh keakraban dengan kaum ibu, politisi muda dari Partai Gerindra itu sempat menceritakan bagaimana awal mulanya ia mengabdi pada masyarakat lewat jalur politik praktis. Saras mengakui pilihannya masuk politik berdasarkan panggilan Tuhan.
“Saya mendapat panggilan Tuhan untuk masuk ke dunia politik karena saya aktivis anti perdagangan orang. Saya masuk ke DPR untuk memperjuangkan perempuan dan anak. Mungkin saya satu-satunya yang minta ditempatkan di Komisi VIII. Saya lima tahun berjuang di sana untuk perempuan dan anak,” ungkap Saras.
Selama menjadi wakil rakyat di Senayan (2014-2019), Saras turut membidani lahirnya UU Penyandang Disabilitas dan UU Kesejahteraan Sosial.
Terkait langkahnya mencalonkan diri di Pilkada Tangsel, Saras sejak lama bercita-cita meningkatkan taraf hidup perempuan dan anak di Tangsel. Bahkan, Saras sudah menyiapkan program-program prioritas yang akan dijalankan.
“Pemberdayaan perempuan dengan memberikan training, home industry. Juga ada digital training supaya bisa melakukan marketing online,” jelas Saras.
Pelatihan kepada kaum ibu, lanjut Saras, menjadi lebih penting di tengah masa pandemi COVID-19. Menurutnya, kaum perempuan juga harus kreatif untuk membantu perekonomian keluarga.
“Kita harus kreatif dan beradaptasi. Tidak cukup suami kita saja yang kerja,” tegasnya.
Dipastikannya, dirinya bersama calon Wali Kota, Muhammad, akan sangat memperhatikan kesehatan perempuan dan anak di Tangsel. Salah satunya caranya dengan mendirikan banyak posko kesehatan. Selain itu, program-program yang berhubungan dengan pendidikan dan lingkungan hidup juga bakal menjadi prioritas mereka