Senin, 25 November, 2024

Gerindra Minta Anies Evaluasi Kinerja Kadis Pariwisata DKI

MONITOR, Jakarta – Pasca demo pekerja tempat hiburan malam ke Balaikota, Jakarta, kinerja Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekref), Cucu Ahmad Kurnia jadi sorotan. Pasalnya, sampai saat ini Cucu belum juga memberikan keputusan terkait kapan tempat hiburan malam di Ibukota bisa kembali beroperasi.

Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Syarif mengatakan, seharus Cucu sebagai Kepala Dinas Parekraf DKI, bisa membuat keputusan cepat kapan keberadaan tempat hiburan malam bisa beroperasi kembali, sehingga masyarakat yang menggantungkan hidupnya di tempat hiburan tidak resah.

Menurut Sekertaris Komisi D DPRD DKI Jakarta ini, persoalan ditutupnya tempat hiburan malam di tengah pandemi Covid-19, bukan hanya menyangkut nasib ratusan pekerja yang harus kehilangan nafkahnya, melainkan ada miliaran rupiah pendapatan asli daerah (PAD) Pemprov DKI yang hilang.

“Saya tidak bicara setuju atau tidaknya tempat hiburan malam dibuka disaat Covid-19 seperti sekarang ini. Tapi yang saya bicarakan adalah solusi apa yang bisa dilakukan oleh Dinas Parekraf terhadap persoalan ketika keberadaan tempat hiburan malam ditutup,” terangnya.

- Advertisement -

Dikatakan Syarif, Cucu sebagai Kepala Dinas Parekraf DKI, seharusnya punya inovatif dan terobosan yang jitu untuk mengatasi persoalan ini. Tidak hanya mengantungkan persoalan dibukanya tempat hiburan malam kepada tim gugus tugas penanganan Covid-19.

“Kita kan gak tahu sampai kapan wabah ini selesai atau hilang. Sementara disana ada ratusan pekerja yang harus kehilangan pekerjaannnya dan Pemprov DKI juga yang harus kehilangan PAD hingga miliaran rupiah. Ini harus dipikirkan cepat,”tegasnya.

Dengan lambatnya Dinas Parekraf DKI dalam mengatasi persoalan ini, loyalis Prabowo Subianto ini pun meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar mengevaluasi kinerja Kadis Parekraf DKI Cucu Ahmad Kurnia.

“Saya kira Pak Anies patut mengevaluasi kinerja Kadis Parekraf DKI ya. Bahkan, tidak hanya Kadis Parekraf, bila perlu semua kadis atau pejabat yang tidak bisa berperan aktif atau bergerak membantu masyarakat dan Pemprov DKI dalam menghadapi wabah corona, semuanya dievaluasi,” tandasnya.

Lanjut Syarif, pihaknya justru angkat jempol kepada BUMD DKI, Perumda Pasar Jaya, yang tetap mampu menggerakan ekonomi disaat pandemi. Padahal semua orang tahu pasar adalah tempat keramain yang sangat rawan penyebaran Covid-19. Namun Perumda Pasar Jaya tetap memperbolehkan semua pasar di Jakarta beroperasi, dengan catatan apabila ada pedagang atau pengunjung pasar positif Covid-19, maka keberadaan pasar tersebut harus mau ditutup sementara.

“Nah, apa yang dilakukan Pasar Jaya, bagi saya itu bentuk terobosan disertai tanggung jawab besar ketika keberadaan pasar harus tetap buka saat pandemi. Maksud saya, seharusnya apa yang sudah dilakukan Pasar Jaya bisa dilakukan oleh Dinas Parekraf DKI,” imbuhnya.

“Persoalan menghadapi penyebaran Covid-19 ini kan bagaimana kita bisa menjaga diri dengan tetap patuh menjalankan protokol kesehatan dan adanya aparat yang bisa tegas dalam mengawasi protokol kesehatan,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER