MONITOR, Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum berani membuka sekolah atau proses belajar mengajar secara tatap muka langsung. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, saat ini penambahan kasus Covid-19 di Jakarta setiap harinya masih mengalami lonjakan.
Hal tersebut yang tersebut yang menjadi alasan Pemprov DKI belum berani membuka proses belajar mengajar secara tatap muka.
“Pandemi belum berakhir. Kasus COVID-19 semakin bertambah dari waktu ke waktu,” ujar Riza Patria secara online saat pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) kepada perwakilan peserta didik, pendidik, dan orang tua peserta didik di rumah dinasnya di daerah Kuningan, Jakarta Selatan, pada Senin (13/7).
Riza Patria pun menyampaikan, kegiatan belajar mengajar di Jakarta nantinya dibuka secara bertahap. Sekolah menjadi gelombang yang paling akhir dibuka setelah tempat perkuliahan dan kegiatan belajar mengajar lainnya dibuka terlebih dahulu.
Hal itu diputuskan Pemprov DKI berdasarkan dialog dengan para pakar dan ahli, pihak sekolah, para guru dan orang tua murid.
“Mudah-mudahan kebijakan yang diambil ini baik. Nanti pada saatnya ketika sudah pasti aman, baru sekolah akan kita buka,” harapnya.
Disisi lain, Riza Patria pun menyampaikan rasa keprihatinannya melihat Indonesia menempati urutan ke-26 kasus virus corona di dunia.
Apalagi ibu kota Jakarta, lanjutnya menduduki urutan nomor dua provinsi di Indonesia yang kasus COVID-19 terbanyak setelah Provinsi Jawa Timur.
“Kita prihatin Indonesia kini menempati urutan ke-26 kasus Covid-19 di dunia dan Jakarta masih masih menempati urutan ke 2 kasus virus corona ini,” pungkasnya.