MONITOR, Jakarta – Selain kolaborasi antara dosen agama dan umum, integrasi keilmuan di kampus-kampus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) juga dapat didorong dengan memunculkan program induksi dosen, hal itu tentunya diperlukan kolaborasi yang kuat antar keduanya.
Demikian diungkapkan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof Arskal Salim GP dalam agenda Tadarus Litapdimas via aplikasi Zoom Meeting, Rabu (29/4). Dimana menurutnya integrasi keilmuan tidak dapat dilakukan secara mandiri, melainkan membutuhkan kontribusi berbagai pihak di PTKI, mulai dari program studi, hingga dosen agaman dan dosen umum.
“Saya telah meminta Kasubdit Pengembangan Akademik untuk menyiapkan diplomanya selama enam bulan atau satu tahun. Saya menyadari betul ada beberapa dosen latar belakang umum ketika masuk umum berharap mereka akan mengadakan pengayaan agama. Namun kenyataannya di kampus mereka hanya mengalir saja di dalam berdasarkan alur yang sudah ada,” ujar Prof Arskal mengawali diskusi.
Lebih lanjut, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menjelaskan, dengan program induksi dosen tersebut nantinya para dosen agama diberikan penguatan wawasan sains sebelum mereka mulai mengajar. Demikian juga umum diberikan wawasan keislaman sebelum menjalankan tugas. Kolaborasi ini belum sepenuhnya tersistem.
“Integrasi keilmuan sudah berakar dalam tradisi pembelajaran dan tradisi ilmiah di kampus PTKI. Integrasi keilmuan tampak dalam beberapa aspek terutama dalam kerja-kerja riset di lingkungan PTKI. Para dosen juga sudah mempunyai visi dan pandangan-pandangan tentang sains di dalam Islam. Ada mata kuliah berbasis sains yang ditawarkan dari semester-semester awal yang juga menunjukkan bagaimana integrasi keilmuan menjadi bagian yang inheren dalam PTKI,” jelasnya.
Pada awal reformasi upaya proses integrasi dilakukan melalui instisusionalisasi, yakni transformasi IAIN menjadi UIN. Setelah UIN Jakarta diresmikan pada 2002, transformasi disusul belasan kampus yang secara bertahap bertansformasi menjadi universitas. Menurut Arskal, Renstra 2020-2024 bahkan memandatkan penambahan universitas negeri.
“Di saat yang sama kita juga memberikan kesempatan kepada swasta untuk mengembangkan diri menjadi universitas Islam swasta di bawah Kementerian Agama yang mandatnya juga integrasi keilmuan. Dalam waktu dekat ada universitas swasta di Jawa Timur yang akan kita berikan SK agar menjadi contoh. Kita berharap kampus Islam swasta ikut mempromosikan integrasi keilmuan dalam pembelajaran, penelitian, dan sebagainya,” ujar alumni Universitas Melbourne Australia itu.
Gerakan integrasi keilmuan di kampus keagamaan Islam juga diharapkan semakin massif dengan hadirnya buku pedoman implementasi integrasi keilmuan yang telah disusun oleh Subdit pengembangan akademik 2018 dan telah beredar versi PDF-nya sehingga bisa diakses secara luas. Buku pedoman implementasi ini menjelaskan bagaimana integrasi keilmuan diaplikasikan dalam pembelajaran pada setiap fakultas atau prodi.
“Kita ingin melakukan percepatan dan perubahan besar. Itu terlihat sekali di dalam buku pedoman integrasi. Berikutnya kita juga memberikan kesempatan kepada kampus-kampus untuk melakukan eksperimentasi. Kita memberikan strategi impelentasi integrasi dan kampus bisa mengembangkannya dengan karakter masing-masing. Mudah-mudahan kampus-kampus Islam bisa menujukkan kehasannya,” pungkas Prof Arskal.