MONITOR, Jakarta – Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan saat ini perusahaan tambang tersebut tengah menyiapkan US$600 juta atau setara Rp8,2 triliun untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik Jawa Timur.
Menurutnya anggaran tersebut akan digunakan untuk proses pembangunan konstruksi smelter, yang rencananya proses konstruksi akan dimulai pada Agustus tahun ini.
Total anggaran yang diperlukan untuk membangun smelter sampai dengan 2023 mencapai sebesar US$3 miliar. Adapun sumber pendanaan utama berasal dari pinjaman bank sebesar US$2,8 miliar.
“Ada sembilan bank baik dalam dan luar negeri yang akan mendanai. Saya belum boleh disclose. Belum selesai. Kami harap segera lah. Sekarang kan kami sudah mulai keluar duit US$600 juta tahun ini. We need the money,” tutur Tony di Jakarta, Rabu (19/2).
Saat ini kata Tony progres pembangunan smelter sudah mencapai 4,88 persen. Angkat tersebut lebih tinggi dari target yang dipatok perusahaan yang sebesar 4,09 persen.
“Memang progress pembangunan di awal dia rendah, kemudian pertengahan konstruksi fisik Agustus akan meningkat tajam,” ucapnya.
PTFI sendiri menargetkan smelter ini selesai kemudian dapat langsung beroperasi secara komersial tahun 2023. Lalu untuk precious metal refinery (PMR) ditargetkan bisa beroperasi pada tahun 2022.
“Pemadatan lahan sedang kami lakukan, harapannya tiga bulan lagi selesai, lalu kami lakukan lelang EPC (Engineering, Procurement, Construction) dan Agustus harapannya sudah mulai konstruksi dan kontruksi dilakukan selama 27 bulan,” kata Tony