MONITOR, Abu Dhabi – Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia sudah lebih aktif memanfaatkan potensi minyak sawit untuk menyuplai sektor energi. Jokowi menuturkan, tahun lalu Indonesia menerapkan persyaratan biodiesel wajib yang disebut B20, semua bahan bakar diesel kami harus mengandung minimal 20 persen biodiesel minyak sawit.
Kebijakan ini, kata Jokowi, tidak hanya menghemat 3,4 miliar dollar AS dalam impor bahan bakar, tetapi juga menghemat 8,9 juta ton emisi CO2.
“Kami akan meningkatkan biodiesel menjadi B30 tahun ini yang selanjutnya akan menghemat impor bahan bakar dan mengurangi emisi gas rumah kaca,” papar Presiden Jokowi saat menjadi pembicara kunci (keynote speaker) pada forum Abu Dhabi Suistainabilitu Week (ADSW) 2020, di Abu Dhabi National Exhibition Centre (ADNEC), Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Senin (13/1) siang waktu setempat.
Jokowi mengakui, hanya ada beberapa reformasi penting untuk merestrukturisasi sistem energi kita untuk memenuhi tantangan kelestarian lingkungan dan stabilitas ekonomi makro. Namun, dalam mengatasi perubahan iklim itu, menurut Presiden, tugas kita, dan waktu kita singkat.
Ia pun menegaskan, perubahan iklim dan tantangan lingkungan akan menjadi masalah abad ini. Tetapi tantangan yang sangat besar ini juga mewakili peluang yang sangat besar, untuk membersihkan udara, mengurangi kebisingan, dan membangun kota baru untuk generasi baru.
“Oleh karena itu, saya percaya apa yang dibutuhkan sekarang adalah inisiatif yang berani dalam skala besar,” terangnya.
Untuk itu, Jokowi mengajak peserta ADSW 2020 untuk berinvestasi dalam bidang di mana energi terbarukan dan teknologi bersih menciptakan kehidupan yang berkelanjutan untuk pembangunan ekonomi dan sosial.