MONITOR, Sumsel – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa kesiapan infrastruktur daerah merupakan salah satu daya dukung dalam pembangunan pertanian nasional.
Hal itu disampaikan saat menerima kunjungan Gubernur Sumatera Selatan serta jajarannya, Senin 6 Januari 2020 di Komplek Kediaman Menteri Jl. Widya Chandra, Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
“Pola pembangunan sistem kluster menuntut kualitas jalan dan pelabuhan yang baik dan memadai. Bahkan daya tampung pelabuhan harus berorientasi ekspor. Ini akan memperpendek rantai dan menstimulus pereknomian daerah berputar,” kata Syahrul.
Pada kesempatan itu, Gubernur Sumsel, Herman Deru menjelaskan bahwa Sumsel kini tengah berbenah. Ia menargetkan, perbaikan jalan yang dibawah wewenang pemerintah provinsi selesai pada akhir tahun 2020.
“Kami memiliki cita-cita, produk pertanian kami bisa dikenal luas. Beras, kopi dan yang lain-lain. Oleh karena itu kami ingin mengirim langsung dari Sumsel melalui pelabuhan-pelabuhan yang kami miliki. Karena potensi alam dan luasan lahan di Sumsel sangat potensial untuk pengembangan komoditas tanaman pangan dan perkebunan,” kata Herman.
Menurut data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, luas kawasan budidaya pangan dan hortikultura Sumsel adalah 2,1 juta hektar, kawasan perkebunan 3,8 juta hektar.
Prouksi padi Sumsel pada tahun 2019 sebesar 4,6 juta ton, jagung 952 ribu ton. Sedangkan untuk komoditas perkebunan, produksi tahun 2018 untuk kelapa sawit 3,8 juta ton, karet 1,08 juta ton, kopi 145 ribu ton.
Lebih lanjut, Herman Deru yang dilantik sebagai Gubernur Sumsel pada 1 Oktober 2018 bertekad untuk menjadikan kembali Sumsel sebagai salah satu lumbung pangan nasional.
“Kedatangan kami menghadap Pak Mentan Syahrul adalah bukti keseriusan kami untuk bersinergi mewujudkan itu semua sekaligus mau belajar bagaimana Pak Menteri SYL sewaktu dulu menjabat sebagai Gubernur Sulsel berhasil menurunkan inflasi dan tingkat kemiskinan serta berhasil menyalurkan kredit pembiayaan usaha rakyat sebesar 3,1 triliun rupiah dengan nilai kemacetan hanya 0,14 persen,” ungkap Herman.
Seperti diketahui, sebelum menjabat sebagai Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo adalah Gubernur Sulsel dua periode yang sukses membawa Sulsel dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,8 persen yang saat itu fokus pada pengembangan usaha kecil menengah dan pertanian.
“Kita bangun bersama-sama pertanian. Kuncinya adalah keberanian, kerja sama, kerja keras dan fokus. Kita tinggalkan pola kerja yang sporadis dan mulai berani mengambil inisiatif hal-hal baru yang sebelumnya kita anggap hanya negara lain yang bisa,” ungkap Syahrul.
Sumsel, menurut Mentan Syahrul juga potensial untuk pengembangan agrowisata kopi. Sebaran sentra komoditas kopi di Sumsel sendiri terdapat di enam kabupaten, yaitu Empat Lawang, Lahat, OKU Selatan, Muara Enim, OKU, dan Pagar Alam yang merupakan perkebunan rakyat.